Prabowo-Hatta akan tersandera oleh partai Islam dan ormas Islam garis keras yang mendukung pasangan itu. Isu Perda Syariah akan menjadi alat politisasi mereka."

Jakarta (ANTARA News) - Direktur Riset Setara Institute Ismail Hasani mengatakan dukungan partai Islam dan organisasi masyarakat Islam garis keras akan menjadi tantangan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dalam mewujudkan visi kebebasan beragama.

"Prabowo-Hatta akan tersandera oleh partai Islam dan ormas Islam garis keras yang mendukung pasangan itu. Isu Perda Syariah akan menjadi alat politisasi mereka," kata Ismail Hasani saat jumpa pers di Jakarta, Senin.

Ismail mengatakan Prabowo-Hatta yang diusung Partai Gerindra dan empat partai Islam yaitu PAN, PPP, PKS dan PBB memiliki kesan simbolisme Islam yang menonjol.

Meskipun memiliki kesan simbolisme Islam, tetapi Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo menjamin akan mampu mengendalikan partai koalisi dalam isu pendirian rumah ibadah sehingga kasus seperti GKI Yasmin bisa diatasi.

"Baik pasangan Prabowo-Hatta maupun Jokowi-JK menunjukkan sikap empati dan dukungan penyelesaian secara hukum terhadap peristiwa penyerangan kegiatan doa di Sleman, DIY," tuturnya.

Namun, Ismail mengatakan pasangan Prabowo-Hatta dinilai belum ada pengalaman mengelola keberagaman beragama.

Di sisi lain, pendukung Prabowo-Hatta dinilai gemar menggunakan identitas agama, ras dan etnik sebagai isu kampanye.

Ketua Badan Pengurus Setara Institute Hendardi mengatakan pihaknya telah melakukan riset mengenai visi HAM dan kebebasan beragama kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden.

"Yang diteliti adalah dokumen visi dan misi calon dan partai pendukungnya serta sikap mereka yang muncul di media massa," ujarnya.

Pemilu Presiden akan diselenggarakan pada 9 Juli 2014 dan diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden yaitu Prabowo-Hatta dengan nomor urut satu dan Jokowi-JK dengan nomor urut dua. (D018)

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014