Infrastruktur sosial

Pembangunan sejumlah infrastruktur dari berbagai sektor tersebut diakui telah memberikan dampak positif yang dirasakan langsung oleh masyarakat. Meskipun demikian, persoalan lain yang masih menjadi “pekerjaan rumah” besar adalah dampak lingkungan dan sosial yang juga patut ditangani lebih lanjut.

Perencanaan pembangunan yang matang, mulai dari penggunaan konsep pembangunan berkelanjutan, manfaat proyek, pembukaan lapangan kerja, hingga pengelolaan yang efisien sudah sepatutnya selalu diperhitungkan dalam setiap proyek infrastruktur.

Sejalan dengan kehadiran infrastruktur di berbagai wilayah, turut diperlukan pula kehadiran infrastruktur sosial dalam meningkatkan keterampilan dan kemampuan, kualitas hidup, serta produktivitas SDM yang merata di berbagai wilayah, terutama di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Pembangunan infrastruktur sosial patut dihadirkan untuk peningkatan kapasitas masyarakat, juga agar mampu memberikan pengembangan kualitas diri, sehingga tidak hanya infrastruktur fisik yang maju, tetapi juga SDM yang unggul menuju visi besar Indonesia Emas 2045.

Lewat peningkatan kapasitas masyarakat secara luas, maka, ke depan, pembangunan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini karena didorong peningkatan kapabilitas masyarakat dalam sejumlah sektor perekonomian yang semakin mumpuni, sehingga sejalan dengan gagasan kampanye Jokowi saat Pilpres 2014 lalu mengenai "Revolusi Mental".

Pembuktian gagasan Revolusi Mental dinanti di seluruh wilayah Indonesia agar pembangunan infrastruktur tidak melulu soal fisik. Pemerintahan mendatang memiliki “pekerjaan rumah” untuk memperhatikan dan memberikan solusi nyata yang menyentuh seluruh aspek kehidupan masyarakat sebagai dampak pembangunan infrastruktur besar-besaran di Bumi Pertiwi.

Catatan: Artikel ini merupakan bagian dari Antara Interaktif Vol. 85 Jokowinomics. Selengkapnya bisa dibaca di sini

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2024