Hingga saat ini, terdapat lahan irigasi di Indonesia sebanyak 7,5 juta hektare dengan luas sawah yang didukung irigasi dari bendungan, meningkat dari 11 persen pada 2014 menjadi 19 persen atau seluas 1,4 juta hektar pada 2024. Alhasil, indeks pertanaman meningkat 1,5 pada 2014 menjadi 2,5 pada 2024.

Gencarnya program infrastruktur air juga terlihat dengan pembangunan embung atau penampung air untuk penyediaan air baku (irigasi/air minum), pengendali banjir, cadangan air di musim kemarau, yang tercatat sebanyak 1.371 embung.

Selain itu, infrastruktur pendukung berupa pengendali banjir dan sebagai pengaman pantai sepanjang 2.154 km juga dihadirkan untuk melindungi kota-kota pesisir yang mengalami abrasi dan erosi.

Jokowi juga memerintahkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk menggencarkan pembangunan di wilayah perbatasan dengan menciptakan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru.

Hal itu dilakukan, di antaranya dengan membangun Pos Lintas Batas Negara (PLBN) sebanyak 15 unit selama 2015-2024. Selain menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru pada kawasan perbatasan yang berdaya saing, pembangunan PLBN juga untuk mempertegas dan memelihara batas wilayah NKRI di titik terluar dan menjadikan kawasan perbatasan sebagai beranda terdepan Nusantara yang aman serta berdaulat.

Pos lintas batas itu, antara lain PLBN Serasan di Natuna, PLBN Aruk di Sambas, PLBN Jagoi Babang di Natuna, PLBN Entikong di Sanggau, PLBN Nanga Badau di Kapuas Hulu, PLBN Long Nawang di Maluku, PLBN Labang di Nunukan, PLBN Sei Pancang di Nunukan, PLBN Napan di Kupang, PLBN Motain di Belu, PLBN Motamasin di Malaka, PLBN Wini di Timor Tengah Utara, PLBN Sota di Merauke, PLBN Yetetkun di Boven Digoel dan PLBN Skow di Jayapura.
 

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2024