Kalau kita bekerja business as usual atau biasa-biasa saja dengan kumpul angkut buang, tidak ada pengurangan, tidak ada pemilahan, maka kalau kita bicara sampah plastik komposisinya akan meningkat dua kali lipat, dari 19,21 persen di 2023 maka akan m
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memperingatkan komposisi sampah plastik dapat bertambah, sehingga diperlukan penanganan dan sinergi oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk produsen.

"Kalau kita bekerja business as usual atau biasa-biasa saja dengan kumpul angkut buang, tidak ada pengurangan, tidak ada pemilahan, maka kalau kita bicara sampah plastik komposisinya akan meningkat dua kali lipat, dari 19,21 persen di 2023 maka akan menjadi 38,42 persen pada 2050. Tapi mirisnya untuk bahan baku daur ulang kita masih juga impor dari negara lain," kata Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun dan Berbahaya (PSLB3) KLHK Rosa Vivien Ratnawati di Jakarta, Senin.

Dia merujuk kepada target penangan sampah yaitu pengurangan sampah 30 persen dan 70 persen pengelolaan sampah yang perlu dicapai pada 2025. Sementara itu menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), total timbulan sampah mencapai 38,2 juta ton pada 2023 dan 38,21 persen diantaranya tidak terkelola.

Baca juga: Kemenko: Mayoritas sampah plastik di laut dari daerah kecil & pedesaan

Untuk itu Vivien mendorong sinergi antara pemangku kepentingan untuk mewujudkan pengelolaan sampah di Indonesia yang lebih baik, didukung aturan perundang-undangan.

"Kita punya slogan sampahku adalah tanggung jawabku, maka sampah yang kita hasilkan adalah menjadi tanggung jawab kita sendiri, juga saya minta tolong produsen, yang juga memproduksi barang-barang yang menggunakan wadah, tolong kami dibantu untuk bisa mengurangi sampah, menarik kembali sampah, merancang kembali kemasan," katanya.

Salah satunya dengan Extended Producer responsibility (EPR) atau tanggung jawab produsen diperluas yang tertuang dalam Peraturan Menteri LHK Nomor P.75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen.

Baca juga: Peneliti: Mikroplastik sudah ditemukan di berbagai ekosistem

Secara khusus dia meminta kepada produsen yang ditargetkan dalam aturan itu yaitu manufaktur, jasa makanan dan minuman serta ritel, untuk segera menyusun peta jalan untuk menekan timbulan sampah plastik sekali pakai.

Menurut data KLHK sampai Agustus 2024, dari 556 produsen yang menerima bimbingan teknis dari KLHK sebanyak 95 produsen sudah memiliki akun untuk menyusun peta jalan pengurangan sampah, 52 diantaranya sudah mengirimkan dokumen peta jalan tapi belum mendapatkan persetujuan dan 21 produsen sudah menerima persetujuan serta siap melaksanakan.

Terdapat juga 20 produsen yang sudah melaksanakan peta jalan pengurangan sampah dan berhasil mengurangi sekitar 127 ribu ton timbulan sampah pada 2023.

Baca juga: KLHK beri apresiasi 20 produsen sukses terapkan pengurangan sampah

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024