Beijing (ANTARA) - Bersepeda di sepanjang Jalan Chang'an yang ikonis ke bagian barat Kota Beijing, para penggemar olahraga bersepeda dapat menyeruput secangkir es kopi dan menikmati kemegahan tanur baja di Shougang Park, tempat rekreasi yang dialihfungsikan dari sebuah area yang dahulu dikenal dengan pabrik bajanya.

Melambangkan gerakan pembangunan berkualitas tinggi di China, Shougang Park, yang mencakup venue Olimpiade Musim Dingin Beijing Big Air Shougang, berusaha untuk berperan sebagai model dari kebangkitan zona industri melalui integrasi peningkatan industri dan pembangunan hijau.

Shougang Group, produsen baja kelas berat terkemuka di China yang didirikan pada 1919, pernah membukukan rekor produksi tahunan sebesar 10 juta ton.

Sebagai bagian dari inisiatif restrukturisasi ekonomi dan pengendalian polusi di Beijing, Shougang Group mulai merelokasi basis produksinya ke provinsi tetangga, Hebei, pada 2005. Di sana, konglomerasi baja itu berhasil membangun lini produksi besi dan baja yang canggih dan ramah lingkungan.

Operasional pembuatan baja perusahaan itu di Beijing dihentikan pada 2010, meninggalkan warisan industri berskala besar di daerah tersebut. Bengkel perbaikan, pabrik kokas, dan tungku poros yang sudah tidak digunakan pun direnovasi menjadi area layanan komprehensif industri kelas atas yang mengintegrasikan bisnis, ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), olahraga, budaya, dan pariwisata.

Semua bangunan yang telah selesai dibangun di kawasan itu memenuhi standar bangunan ramah lingkungan, dan banyak ajang olahraga digelar di tempat itu.

Seorang veteran yang telah bekerja di Shougang Group sejak 2005 Zheng Kai mengaku sangat terkesan dengan transformasi Shougang Park yang menakjubkan.

"Ketika saya kembali ke kawasan tempat saya dahulu bekerja keras, saya menyadari bahwa pesatnya perubahan yang terjadi di sana sungguh di luar bayangan saya," katanya.

Tidak hanya lokasi asli raksasa baja ini yang mengalami transformasi, tetapi juga pabrik-pabrik barunya di Provinsi Hebei. Pabrik-pabrik baru ini menggunakan metode produksi yang mewujudkan konservasi energi dan pengurangan karbon, menjadi model lainnya dari pembangunan hijau dan rendah karbon.

Perusahaan itu telah memproduksi 10 juta ton baja rendah karbon melalui proses peleburan pelet rasio tinggi, yang mengubah bijih besi bubuk menjadi pelet dalam tanur tinggi, sehingga mengurangi emisi karbon.

"Konsumsi energi dan emisi karbon dioksida selama proses pembuatan besi dan baja merupakan kontributor karbon utama di seluruh industri baja," kata peneliti senior dari Shougang Group Teng Zhaojie.

"Sulit bagi proses produksi baja dan besi yang begitu panjang untuk mencapai pengurangan karbon," kata seorang pejabat dari Shougang Group Huang Wenbin.

Sejak 2016 hingga 2018, mereka melakukan delapan eksperimen industri sebelum akhirnya mencapai target mereka, yaitu menguasai teknologi peleburan pelet rasio tinggi.

Proporsi pembuatan pelet dalam tanur tiup super besar telah mencapai lebih dari 55 persen di Shougang Group, mengurangi emisi karbon dioksida sebesar 10 persen per ton besi dan menurunkan emisi polutan sebesar 53 persen.

Selain itu, Shougang menggunakan teknologi penghilang debu, desulfurisasi, dan denitrifikasi yang efisien untuk mengurangi emisi polutan udara. Perusahaan itu juga akan menyelesaikan uji panas di tungku nol karbon di Hebei bulan ini.

"Transformasi hijau perusahaan ini dalam hal perdagangan karbon, kecerdasan digital, emisi sangat rendah (ultra-low emission), penghematan energi, dan produksi bersih sungguh luar biasa," kata Zheng.

Seperti di Shougang Group, banyak pabrik berbahan bakar batu bara tradisional lainnya di China sedang menjalani transisi ramah lingkungan dengan meningkatkan teknologi pengurangan karbon.

Dalam Pameran Perdagangan Jasa Internasional China (China International Fair for Trade in Services/CIFTIS) di Beijing bulan lalu, Longyuan Environmental Protection Co., Ltd. di bawah CHN Energy membagikan perincian terkait teknologi daur ulang yang efisien serta penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon (carbon capture utilization and storage/CCUS) yang digunakan di pembangkit listriknya.

Sebuah proyek CCUS mulai beroperasi di sebuah pembangkit listrik di Taizhou, Provinsi Jiangsu, China timur, pada 2023. Proyek ini dirancang untuk menangkap sekitar 500.000 ton karbon setiap tahunnya.

China memiliki hampir 100 proyek CCUS yang sedang beroperasi atau dalam tahap konstruksi, dengan lebih dari separuhnya sudah beroperasi, menurut data yang belum lengkap. Proyek-proyek ini memiliki kapasitas penangkapan karbon tahunan gabungan sebanyak 4 juta ton.

Menurut CHN Energy, penggunaan teknologi penangkapan karbon yang efisien dapat menghasilkan produk kimia bernilai tambah tinggi, mengurangi emisi karbon regional, meningkatkan manfaat sosial dan ekonomi, serta mendorong hubungan yang lebih selaras antara pembangkit listrik dan kota.

China telah membuat terobosan bersejarah dalam pembangunan hijau dan rendah karbon selama satu dekade terakhir di tengah upayanya untuk mencapai masa depan yang berkelanjutan, demikian dinyatakan dalam sebuah buku putih yang diterbitkan pada Agustus. Negara itu berhasil mengurangi emisi karbon dioksida sebanyak 3 miliar ton selama periode 2013-2023.

China juga telah berupaya untuk meningkatkan persentase energi bersih dari total penggunaan energinya, sementara persentase batu bara dalam konsumsi energinya turun 12,1 poin persentase selama satu dekade terakhir.

Kemajuan ini terjadi seiring China melanjutkan upayanya untuk mencapai puncak emisi karbon dioksida per 2030 dan mencapai netralitas karbon per 2060.

Dalam sidang pleno ketiga Komite Sentral Partai Komunis China (Communist Party of China/CPC) ke-20 pada Juli lalu, China berjanji untuk memprioritaskan perlindungan ekologi, melestarikan sumber daya dan menggunakannya secara efisien, serta mengejar pembangunan hijau dan rendah karbon.

Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2024