Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun El Tari Kupang melaporkan terdapat 24 titik panas (hotspot) di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berpotensi menimbulkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Saat ini terpantau 24 titik panas, sehingga harus diwaspadai," kata Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang Vitro Nurvandyanto di Kupang, Senin terkait titik panas.

Titik panas yang berpotensi menimbulkan kebakaran lahan ini terdapat di enam kabupaten yakni Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Sumba Barat, Sumba Timur, Alor dan Kabupaten Lembata.

Baca juga: BMKG: Waspada potensi angin kencang di sejumlah wilayah NTT

Titik panas terbanyak terdapat di Kabupaten Kupang yakni sembilan titik panas, tersebar di lima kecamatan yakni Kecamatan Amfoang Barat Daya, Amfoang Selatan dan Fatuleu Barat dan Amfoang Barat.

Dia menambahkan laporan mengenai titik panas ini berdasarkan pencitraan satelit NOAA melalui modis Terra dan Aqua.

Dalam hubungan dengan itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk waspada karena ada potensi terjadi kebakaran.

Baca juga: BMKG sebut kondisi El Nino picu hujan di NTT

Dia menerangkan titik panas dapat digunakan untuk identifikasi awal kejadian kebakaran hutan dan lahan.

"Untuk data satelit ini tidak menggunakan persen, untuk warna hijau menunjukkan tingkat kepercayaan rendah, warna kuning tingkat kepercayaan sedang, dan merah menunjukkan tingkat kepercayaan tinggi," kata Nurvandyanto.

Semakin tinggi tingkat kepercayaan, kata dia, maka semakin tinggi pula potensi bahwa hotspot tersebut adalah benar-benar kebakaran lahan atau hutan yang terjadi.

Baca juga: BMKG: Manggarai NTT berpotensi hujan ringan pada 20-24 September

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024