Surakarta (ANTARA) - Rasa sakit di pinggang tidak menghalangi atlet asal Provinsi Riau Tiwa meraih medali emas cabang olahraga para-atletik nomor 1.500 meter T20 putri, yang mempertandingkan atlet dengan gangguan intelektual, Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2024.
"Ini pinggang saya masih nyeri. Makanya tadi enggak berani terlalu memaksakan diri. Kecepatan lari jadi naik turun," ujar Tiwa usai bertanding di Stadion Sriwedari, Solo, Senin.
Adapun catatan waktunya adalah lima menit 45,59 detik saat menjadi yang terbaik di nomor 1.500 meter T20 putri Peparnas 2024.
Tiwa sempat khawatir kondisi pinggangnya itu akan membuatnya batal mengikuti Peparnas 2024 karena dua hari sebelum berangkat ke Solo dia bahkan tidak bisa berjalan karena itu.
Namun, serangkaian terapi yang diberikan fisioterapis membuat sakitnya berkurang sehingga dia dapat menuju ke Solo untuk bertanding di Peparnas 2024.
Menurut dia, sakit di pinggangnya terjadi karena dampak dari cedera hamstring-nya (otot paha belakang) yang terus berulang.
"Cedera di kaki membuat sakitnya merambat ke pinggang. Cedera di kaki itu sudah lama, kambuh-kambuhan," tutur Tiwa.
Setelah Peparnas 2024, Tiwa memilih fokus menyembuhkan pinggangnya agar dapat berkompetisi di beberapa kejuaraan internasional seperti ASEAN Para Games di Thailand dan Asian Para Games di Jepang pada 2026.
Baca juga: Riadi Saputra buka keran perburuan medali Sumut di Peparnas 2024
Tiwa merupakan salah satu pelari para-atletik terbaik yang dimiliki Indonesia untuk kualifikasi T20. Tidak cuma itu, dia juga piawai tampil di lompat jauh.
Sebelum menjadi yang terbaik di Peparnas 2024, perempuan berusia 27 tahun itu mengoleksi medali emas di Peparnas Jawa Barat 2016 dan Peparnas Papua 2021.
Tiwa yang lahir di Kabupaten Pelalawan, Riau juga mendapatkan emas di ASEAN Para Games 2022, dua perak dan satu perunggu di ASEAN Para Games 2023 serta perunggu di Asian Para Games 2018.
Meski telah meraup banyak medali di berbagai kejuaraan, Tiwa tetap senang dengan medali emasnya di Peparnas 2024.
"Medali emas ini untuk almarhum ayah dan ibu," kata Tiwa yang ayahnya wafat pada 2001 dan sang ibu berpulang lima tahun setelahnya.
Baca juga: Ammar Hudzaifah: Ejekan jadi motivasi raih prestasi
Baca juga: Pelari NTT ingin bawa provinsinya "terbang" di Peparnas 2024
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2024