Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI bekerja sama dengan Kedutaan Besar Prancis menggelar pelatihan beragam kuliner Prancis guna meningkatkan kompetensi pendidikan vokasi tata boga di Indonesia.

Gelaran ini turut melibatkan sebanyak 48 orang peserta yang terdiri atas Widyaiswara Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bisnis dan Pariwisata (BBPPMPV Bispar), guru SMK, instruktur Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP), dosen Perguruan Tinggi Vokasi (PTV), serta juru masak profesional.

Selama tujuh pekan peserta akan mempelajari tentang teknik dan tradisi masakan Prancis, yang mencakup materi seperti pengenalan masakan Prancis, teknik memasak, pastry Prancis, pengajaran kuliner, manajemen dapur dan standar kebersihan, serta budaya dan inovasi gastronomi di bawah bimbingan chef profesional dari Institut Disciples Escoffier, yang merupakan sekolah kuliner profesional yang didukung oleh Disciples Escoffier International, asosiasi chef terbesar di dunia.

"Dari satu pelatihan ini akan lahir ribuan calon chef profesional yang siap menjawab tantangan dan kebutuhan dunia kuliner nasional maupun global," kata Kepala BBPPMPV Bispar Arie Wibowo Khurniawan dalam pembukaan gelaran tersebut di BBPPMPV Bispar, Bojongsari, Depok, Jawa Barat, Senin.

Arie berharap para peserta yang dilatih mampu menyebarkan ilmu dan keterampilannya kepada peserta didik di sekolah dan instansi masing-masing.

"Bersama kita menciptakan gelombang perubahan yang akan mempercepat pertumbuhan pendidikan vokasi yang berkualitas dan siap bersaing di pentas dunia," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Saryadi, menyatakan kerja sama antara Indonesia dan Prancis ini diharapkan dapat mendorong tercapainya hasil pendidikan yang lebih baik, yang akan dirasakan manfaatnya oleh kedua negara.

"Melalui kerja sama kedua negara dalam melaksanakan program ini diharapkan hubungan kerja sama antarnegara dan jejaring para pengajar vokasi bidang kuliner bisa semakin kuat," ujarnya.

Sementara itu, Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN Fabien Penone menyebut kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari Pekan Gastronomi Prancis yang digelar dalam rentang waktu 1-13 Oktober 2024.

Penone menekankan para peserta yang berhasil lulus dari kegiatan ini tidak hanya mendapatkan sekadar ilmu dan sertifikat, karena sertifikat yang diperoleh merupakan French Cooking for Vocational Culinary dan sertifikat Kompetensi Profesional yang berasal langsung dari Pemerintah Prancis.

Sehingga, lanjut dia, lulusan program ini diakui telah memiliki kemampuan yang setara dengan para juru masak di Prancis, maupun di dunia, dalam bidang memasak masakan negara yang terkenal dengan Menara Eiffel tersebut.

"Harapan dari kegiatan ini adalah para peserta bisa menyebarkan ilmunya kepada masing-masing institusi, yang bisa bermanfaat untuk para siswa Indonesia yang hendak berkarir di industri tata boga, maupun bagi yang ingin untuk membuat bisnisnya sendiri di bidang ini," tutur Fabien Penone.

Baca juga: Kemenperin buka kelas vokasi pertama di Jepang
Baca juga: Kemenko PMK optimalkan pendidikan vokasi untuk serap tenaga kerja

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024