"Beliau sudah sering masuk keluar rumah sakit, dan terakhir dua hari ini dirawat, hingga wafat," kata Gus Reza, salah seorang kerabat saat dihubungi lewat telepon seluler, Senin.
Dia mengatakan, kondisi fisik KH Idris Marzuki (74) memang lemah akibat sakit yang dideritanya, namun dia tak pernah mengeluh.
Iamengatakan, keluarga besar menemani KH Idris saat rumah sakit, bahkan sejumlah keluarga langsung ke Surabaya begitu diberi tahu kondisinya semakin lemah.
"Saya juga dari Kediri menyusul ke Surabaya," kata dia.
Pihak keluarga, kata dia, masih merundingkan kapan KH Idris dimakamkan, yang pasti dimakamkan di lingkungan pondok pesantren.
Jenazah KH Idris Marzuki saat ini sudah dibawa keluarga ke Kediri untuk segera dimakamkan, walaupun masih menunggu beberapa anggota keluarga lainnya.
KH Idris adalah salah seorang kiai yang ditokohkan di Kediri dan salah seorang kiai deklarator PKNU.
Saat ini aktivitas di pondok pesantren sudah cukup ramai untuk penyambutan jenazah di mana sejumlah santri bersiap membaca doa-doa dan tahlil.
Wafatnya pengasuh PP Lirboyo Kediri ini meninggalkan duka yang dalam bagi sejumlah santri serta alumni di pondok pesantren tersebut.
"Saya mendapatkan kabar lewat pesan singkat, kalau beliau wafat. Semoga husnul khotimah," kata Umam, salah seorang alumni.
Sebelumnya KH Imam Yahya Mahrus yang juga pengasuh PP Lirboyo juga wafat pada 2012, sedangkan sehari sebelum KH Idris Marzuki wafat, mustasyar PBNU KH Chotib Umar, seorang ulama Jember juga wafat pada usia 74 tahun di RSD dr Soebandi, Jember.
Pewarta: Destyan Hendri Sujarwoko
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014