Berbicara mengenai perempuan berarti berbicara mengenai setengah dari potensi kekuatan bangsa kita.
Jakarta (ANTARA) - Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Dinda Shafira mengatakan tak ada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) yang dapat dicapai tanpa keterlibatan aktif perempuan.
“Berbicara mengenai perempuan berarti berbicara mengenai setengah dari potensi kekuatan bangsa kita. Topik yang diangkat mengenai peran perempuan dan pentingnya support system bagi perempuan menjadi sangat relevan dalam mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Dari 17 tujuan SDGs, tidak ada satu tujuan pun yang dapat tercapai tanpa keterlibatan aktif perempuan. Mulai dari pengentasan kemiskinan, pendidikan berkualitas, kesehatan, hingga aksi iklim, semua membutuhkan peran aktif perempuan,” ujarnya dalam acara Road to Sustainable Annual Conference (SAC) 2024: SDGs Festival for Women yang dipantau secara virtual, di Jakarta, Minggu.
Perempuan disebut memiliki peran berlapis yang sangat istimewa di berbagai lini kehidupan. Di keluarga, perempuan berperan sebagai pendidik utama bagi anak, arsitek gaya hidup, ramah lingkungan, manajer keuangan, sekaligus sebagai penyokong ekonomi keluarga.
Di komunitas dan masyarakat, perempuan menjadi penggerak ekonomi lokal dan penggerak untuk gerakan peduli lingkungan.
Pada tingkat negara, kontribusi perempuan juga luar biasa, karena memiliki kekuatan untuk mendorong lahirnya berbagai kebijakan penting.
“Kita memiliki menteri-menteri perempuan yang kompeten, anggota legislatif yang kritis, dan tokoh-tokoh yang inspiratif,” ujar dia pula.
Jika melihat sisi lain, katanya lagi, harus diakui bahwa perempuan tak mudah menjalankan multi peran karena ada pelbagai tantangan yang perlu diatasi.
Beberapa di antaranya adalah kesenjangan upah antara laki-laki dan perempuan, kasus kekerasan terhadap perempuan masih terus terjadi, stereotipe yang membatasi ruang gerak perempuan untuk berkembang masih ada, hingga beban ganda harus dipikul dalam mengelola rumah tangga dan meniti karier.
“Oleh karena itu, menciptakan ekosistem pendukung yang responsif terhadap kebutuhan perempuan menjadi sangat penting. Seperti kebijakan kerja yang fleksibel, fasilitas yang mendukung keseimbangan antara karier dan keluarga, infrastruktur yang ramah perempuan, keberadaan komunitas yang saling mendukung dan memperkuat, termasuk edukasi untuk mengubah pola pikir masyarakat tentang kesetaraan gender dan pentingnya peran aktif perempuan. Dengan lingkungan yang mendukung, kita dapat menjalankan berbagai tanggung jawab dengan lebih percaya diri dan bahagia,” kata Dinda yang juga merupakan istri dari Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa.
“Mari kita terus menyuarakan kebutuhan ini bukan hanya demi kesejahteraan diri, tetapi juga kesejahteraan anak, keluarga, dan kemajuan bangsa secara keseluruhan. Bersama-sama mari kita terus berperan aktif, membuat perubahan yang positif untuk masa depan Indonesia yang lebih hijau, lebih setara, dan lebih sejahtera. Mari kita jadikan SDGs hari ini sebagai momentum untuk saling menginspirasi berbagai pengalaman dan memperkuat komitmen untuk memberdayakan perempuan. Upaya hari ini menjadi langkah nyata untuk membangun Indonesia yang lebih inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan,” ujar dia pula.
Baca juga: Bappenas akan kembali gelar SDGs Annual Conference pada 7-8 Oktober
Baca juga: Bappenas: Perempuan di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024