Moskow (ANTARA) - Burkina Faso mulai mencabuti izin beberapa perusahaan pertambangan emas asing yang beroperasi di negara tersebut, demikian diungkapkan Presiden sementara Ibrahim Traore pada Sabtu (5/10).
"Saya tidak mengerti mengapa kami tidak bisa menambang emas kami sendiri dan (justru) membiarkan perusahaan internasional melakukannya," kata Traore dalam siaran langsung di stasiun televisi RTB.
"Ada izin yang saat ini kami cabut (dari perusahaan asing), dan pada akhirnya kami akan menambang emas sendiri," ujarnya, ketika ditanya tentang salah satu tambang emas di negara tersebut.
Ia mengatakan bahwa pengelolaan tambang tersebut bisa dialihkan di bawah kendali pemerintah, tetapi tidak menyebutkan perusahaan mana yang dicabut izinnya dari operasi penambangan.
Pada Februari, Kementerian Energi, Pertambangan, dan Penggalian Burkina Faso mengumumkan penangguhan izin ekspor untuk emas dan komoditas berharga lainnya yang ditambang oleh tambang kecil atau semimekanik.
Penangguhan tersebut dilakukan karena kebutuhan untuk "membersihkan" sektor pertambangan, serta mencerminkan keinginan pemerintah untuk meningkatkan organisasi penjualan emas dan komoditas berharga lainnya, kata kementerian tersebut.
Menurut GlobalData, Burkina Faso adalah produsen emas terbesar ke-15 di dunia pada 2023, dengan mencatatkan kenaikan produksi sebesar empat persen pada 2022.
Burkina Faso menyumbang dua persen dari produksi emas global, dengan produsen terbesar adalah China, Rusia, Australia, dan Kanada.
Endeavour Mining, yang berbasis di London, Inggris, merupakan salah satu produsen emas terkemuka di Burkina Faso.
Pada 2021, produksi perusahaan itu turun 18 persen dibandingkan 2020.
Sumber: Sputnik-OANA
Baca juga: Situasi Burkina Faso memburuk, Uni Eropa kuatir
Baca juga: Denmark tutup kedubes di Mali, Burkina Faso, umumkan misi baru Afrika
Perkampungan Tambang Emas Ilegal Ditertibkan
Penerjemah: Yashinta Difa
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2024