Paris (ANTARA News) - Saatnya Didier Deschamps berteguh hati dalam menentukan formasi yang klop buat timnas Prancis.
Ini jelas bukan sekedar pekerjaan rumah melainkan festival kepercayaan diri ketika menyambangi sebuah pesta akbar di jagat bola berlabel Piala Dunia 2014.
Deschamps sempat diterpa kritik sebagai pelatih yang belum saatnya menangani timnas Prancis. Keraguan itu mencuat lantaran skuat Ayam Jantan mengalami pengalaman "padang gurun" yang kerapkali membuat orang ingin lari dari kenyataan setelah bersua dengan kerumitan dan keruwetan hidup.
Kritik itu bersumber dari kenyataan bahwa Prancis harus menjalani babak play-off untuk memastikan dapat meraih tiket ke Piala Dunia.
Buah dari keteguhan hati Deschamps, kini Prancis mengandalkan pakem bermain dengan formasi 4-3-3. Konsekwensinya, mereka terus mengeksplorasi trio gelandang yang bertenaga untuk menunjang serangan demi serangan ke jantung pertahanan lawan. Negeri ini kemudian bertumpu kepada sosok Karim Benzema.
Sesudah melewati eksperimen demi eksperimen, bahkan terombang-ambing antara formasi 4-2-3-1, 4-1-4-1 dan 4-4-2, Deschamps akhirnya memutuskan setia dengan sistem 4-3-3.
Alasannya, pakem itu cocok dengan karakteristik dari para pemain pilihannya bagi perhelatan Piala Dunia 2014.
Mantan gelandang Juventus itu tidak yakin bahwa sebuah tim bakal digdaya dengan melulu mengandalkan satu sistem. Langkah ini jelas-jelas beraroma pragmatis dan terinspirasi dari taktik yang kerapkali diandalkan klub-klub Serie A.
Formasi 4-3-3, kemudian diterjemahkan Deschamps dengan memainkan empat pemain pilar, tiga gelandang fungsional yang artinya sewaktu-waktu dapat melakukan pergantian posisi, sementara tiga penyerang diawajibkan siap merobelk jalan lawan mengingat kemampuan mereka umumnya di atas rata-rata.
Di depan penjaga gawang, kapten timnas Prancis Hugo Lloris, peran full-bek Mathieu Debuchy dan Patrice Evra, menambah kokoh lini pertahanan skuat Ayam Jantan.
Di lini pertahanan, ada pemain elegan Raphael Varane yang berpasangan dengan Laurent Koscielny (Arsenal), dan Mamadou Sakho (Liverpool), meski semuanya masih terpulang kepada skema pertahanan yang hendak dibangun Deschamps.
Di lini tengah, bersiap tiga gelandang, yakni Yohan Cabaye, Paul Pogba dan Blaise Matuidi. Kesiapan trio gelandang ini jelas merupakan modal utama Prancis.
Ketiganya tampil sebagai pemain yang relatif lengkap, karena punya teknis, kecepatan, dan kemampuan membaca pergerakan pemain lawan serta membuka ruang permainan.
Sementara Franck Ribery diwartakan absen dalam perhelatan Piala Dunia 2014 ini, Prancis berharap kepada peran Karim Benzema untuk menjadi pencetak gol.
Deschamps seratus persen yakin bahwa skuat yang dibawanya ke Brasil kali ini mampu mengimbangi siapa saja lawan yang bakal dihadapi. Skuat Prancis umumnya memiliki organisasi pertahanan yang apik, dengan dimodali agresivitas dalam menjalin serangan ke kubu lawan.
Deschamps tampil sebagai sosok pragmatis, karena ia tahu dan paham bahwa agresivitas dalam menyerang merupakan tiket untuk meraih kemenangan.
Penerjemah: AA Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014