Vientiane (ANTARA) - Laos sedang melakukan berbagai persiapan menjelang penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) ke-44 dan ke-45 beserta beberapa pertemuan terkait, dengan otoritas dari sejumlah sektor bersiap untuk menyambut para pemimpin dan delegasi yang akan menghadiri pertemuan tersebut.

Sekitar 2.000 delegasi dan 1.000 jurnalis dari Laos dan negara-negara lainnya diperkirakan akan menghadiri lebih dari 20 pertemuan, yang akan diselenggarakan di Vientiane, ibu kota Laos, pada 8-11 Oktober dengan tema "ASEAN: Meningkatkan Konektivitas dan Resiliensi" (ASEAN: Enhancing Connectivity and Resilience).

Berbagai pertemuan itu akan dihadiri oleh para kepala negara dan pemerintahan dari negara-negara anggota ASEAN, negara mitra dialog, serta negara mitra eksternal, dan juga perwakilan dari organisasi regional dan internasional.

Pada 5 September, Perdana Menteri Laos Sonexay Siphandone mengundang seluruh kelompok etnis di Laos untuk secara aktif mendukung peran negara itu sebagai tuan rumah KTT ASEAN ke-44 dan ke-45 beserta sejumlah pertemuan terkait serta keketuaan Laos di ASEAN pada 2024.

Pathong Thonekham, seorang warga Vientiane berusia 30 tahun, mengatakan kepada Xinhua bahwa dia bangga akan pencapaian negara itu dan akan terus berkontribusi dalam mendukung keketuaan Laos di ASEAN.

Saya berasumsi ratusan delegasi akan berkumpul untuk menghadiri KTT ASEAN tahun ini. Saya pikir cara termudah untuk membuat mereka terkesan adalah (menjaga) kebersihan di lokasi-lokasi wisata dan sepanjang tepi jalan," kata Pathong

Untuk menjadi bagian dari acara besar dan penting ini, semua pihak harus berusaha guna memastikan KTT ini sukses dan meninggalkan kesan yang baik tentang Laos di hati para pengunjung agar lebih banyak orang ingin datang kembali nantinya, imbuhnya.

Dia menekankan bahwa jalan-jalan di Vientiane harus dibersihkan, diperbaiki, dan didekorasi dengan apik. Kota itu harus ditata dengan baik.

"Saya melihat ini sebagai kesempatan yang sangat baik bagi Laos untuk menunjukkan potensinya dan mempromosikan Laos sebagai tujuan wisata. Saya pikir kita perlu membuat pengunjung merasa diterima dan nyaman," kata Bonita, seorang resepsionis di sebuah hotel di Vang Vieng, sebuah kota pariwisata di Provinsi Vientiane, kepada Xinhua.

"Kita harus menyoroti kekayaan budaya dan keindahan Laos, terutama ketika akhir masa Prapaskah Buddha (Boun Khao Phansa) dan banyak festival tradisional semakin dekat. Selain itu, kita harus mempromosikan produk lokal untuk memastikan dunia dapat merasakan keunikan Laos," katanya.

"Pemerintah Laos perlu memastikan keamanan semua peserta, mengatur pergerakan para tokoh, dan mengamankan lokasi acara. Saya percaya bahwa para pejabat Laos bekerja keras untuk memastikan keamanan dan kelancaran perjalanan para pengunjung selama pertemuan berlangsung," kata Somneuk, seorang penduduk Vientiane berusia 33 tahun.

Kementerian Keamanan Publik Laos menyelenggarakan sesi pelatihan dari 10 hingga 15 September bagi para petugas polisi lalu lintas dalam upaya memastikan keamanan yang ketat selama pertemuan tersebut.

Kementerian Pendidikan dan Olahraga Laos pada Kamis (3/10) mengumumkan penutupan sementara 497 sekolah di Vientiane selama periode KTT ASEAN untuk mengurangi kemacetan lalu lintas. Penutupan ini dimaksudkan untuk memfasilitasi kelancaran perjalanan delegasi internasional dan pejabat tinggi yang akan menghadiri acara tersebut.

Langkah sementara ini merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk memfasilitasi kelancaran transportasi serta memastikan keselamatan dan keamanan semua peserta.

Sementara itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Transportasi Laos menerbitkan pemberitahuan mengenai penutupan jalan untuk semua jenis kendaraan di beberapa ruas jalan di ibu kota Vientiane dari 5 hingga 13 Oktober.

Pemerintah Laos juga telah membatalkan beberapa acara di ibu kota negara itu sebagai bagian dari upaya untuk memastikan keamanan selama KTT ASEAN.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024