Kurang dari sepekan setelah Presiden Barack Obama menetapkan gerakan paling ambisiusnya untuk mengurangi emisi karbon yang dipersalahkan menyebabkan perubahan iklim, pemerintahannya menyampaikan apa yang telah disebutnya sebagai alasan kesehatan umum untuk melakukan aksi itu.
Laporan Gedung Putih memperkirakan bahwa aksi atas perubahan iklim itu akan menghapuskan 2.700 hingga 6.600 kematian dini pada tahun 2030, serta 150 ribu serangan asma, 3.300 serangan jantung dan 310 ribu hari kerja yang hilang.
"Kami memiliki kewajiban moral untuk mewariskan planet yang tidak tercemar dan rusak pada anak-anak kita. Dampak perubahan iklim telah dirasakan di seluruh bangsa," menurut laporan itu.
Laporan itu mengatakan bahwa persentase orang Amerika Serikat yang menderita asma telah berlipat ganda dalam tiga dasawarsa terakhir, sebagian karena perubahan iklim akibat kenaikan suhu yang meningkatkan ozon.
Lebih dari delapan persen dari warga Amerika Serikat menderita asma, dengan jumlah yang tidak seimbang pada usia lanjut, anak-anak, dan beberapa kelompok minoritas. Kelompok anak-anak Hispanik memiliki kemungkinan 40 persen lebih tinggi untuk mati karena asma dari pada anak-anak kelompok non-golongan Hispanik kulit putih, menurut laporan tersebut.
Badan Perlindungan Lingkungan mengatakan bahwa pada Senin pihaknya akan mewajibkan negara-negara bagian untuk mengambil tindakan guna mengurangi emisi karbon dari pembangkit listrik dengan rata-rata 30 persen pada tahun 2030 dari tingkat pada 2005.
Anggota parlemen dari partai pesaing, Partai Republik, mengecam gerakan itu, dengan berpendapat bahwa pembatasan pada sektor energi akan mengganggu ekonomi yang rentan. Beberapa anggota Partai Republik yang ramah kepada industri energi menolak konsensus perubahan iklim, demikian AFP melaporkan.
(SYS/G003/H-RN)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014