Mosul, Irak (ANTARA News) - Bentrokan senjata antara pasukan keamanan Irak dan gerilyawan menewaskan 59 orang di Mosul, Sabtu, sementara pertempuran seru di kota utara itu memasuki hari kedua, kata para pejabat.
Mereka yang tewas itu terdiri atas 21 polisi dan 38 gerilyawan, kata seorang letkol polisi dan seorang karyawan kamar mayat.
Pertempuran meletus di Mosul, Jumat pagi, dan berlanjut pada malam hari, sementara dua bom bunuh diri yang ditujukan pada satu kelompok minoritas di sebelah timur kota itu dan tentara menembak-mati para pembom bunuh diri itu di daerah selatannya.
Setidaknya 36 orang tewas dalam aksi kekerasan pada Jumat di Mosul dan di tempat lainnya di Provinsi Nineveh.
Pertempuran pada Sabtu itu terjadi, ketika kelompok garis keras itu menculik para mahasiwa dan staf di Universitas Anbar di Ramadi,barat Baghdad, yang memicu serangan pasukan keamanan dalam usaha membebaskan mereka.
Gerilyawan meningkatkan serangan-serangan mereka dalam hari-hari belakangan ini.
Pada Kamis, gerilyawan merebut beberapa bagian dari kota Samarra, utara ibu kota itu, dalam satu pertempuran besar yang hanya dapat diusir setelah baku tembak jarak dekat dan serangan-serangan helikopter yang menewaskan puluhan orang.
Aksi kekerasan itu mencapai tingkat tertingginya sejak tahun 2006-2007 ketika puluhan ribuan orang tewas dalam konflik sektarian antara kelompok mayoritas Syiah dan minoritas Arab Sunni.
Lebih dari 900 orang tewas bulan lalu, kata angka yang dihimpun PBB dan pemerintah.
Sejauh ini pada tahun 2014, lebih dari 4.400 orang tewas, kata data AFP.
Para pejabat menyalahkan faktor-faktor luar atas meningkatnya pertumpahan darah itu terutama konflik di Suriah.
Tetapi para pengamat mengatakan kemarahan warga Arab Sunni pada pemerintah Irak, yang dipimpin Syiah, juga menjadi satu faktor penting, demikian AFP melaporkan.
(SYS/H-RN/C003)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014