Los Angeles (ANTARA News) - Jurubicara Madonna, Rabu, menepis pernyataan beberapa pejabat Malawi bahwa bintang pop itu telah mengadopsi bayi laki-laki berusia setahun di sana. Liz Rosenber menyebut laporan mereka sebagai "tak akurat sama sekali", namun mengemukakan Madonna merasa tak terganggu dengan berita itu, karena laporan itu akan menarik perhatian orang terhadap berbagai masalah yang menimpa anak-anak di negara Afrika miskin itu. Rosenberg menjelaskan Madonna mengunjungi berbagai panti asuhan yatim piatu di Malawi pekan ini, sebagai bagian program amalnya untuk memberikan kepedulian kepada sekitar sejuta anak yang tanpa orang tua di negara kawasan Afrika selatan itu, banyak di antara mereka menderita AIDS. "Dia tidak mengangkat seorang anak," kata Rosenberg kepada Reuters. "Madonna ke Malawi dalam rangka kunjungan pribadi ...untuk mengambil bagian dalam pembangunan panti asuhan dan beberapa kegiatan lainnya dengan bantuan organisasi bernama Raising Malawi." Tak betul pernyataan pemerintah Malawi bahwa Madonna telah memilih mengadopsi bayi lelaki berusia setahun dari 12 anak yang diseleksi secara khusus menjelang kedatangannya di Lilongwe, ibukota Malawi, Rabu, katanya. "Dia hanya meminta kami agar mengidentifikasi bayi laki-laki saja, yang telah kami lakukan setelah mengunjungi empat panti asuhan di Lilongwe," ujar jurubicara pemerintah, Adrina Michiela, sambil menambahkan bahwa Madonna ingin mengadopsi anak perempuan, namun mengubah pikirannya dua pekan lalu. "Berita itu tak ada yang akurat," kata Rosenberg, yang bertindak sebagai jurubicara utamanya di label musik Warner Records. Kunjungan Madonna sangat diharapkan di Malawi, negara berpenduduk 13 juta jiwa yang sangat tergantung pada ekspor tembakau. Menurut laman Web Raising Malawi, www.raisingmalawi.or., sedikitnya terdapat sejuta anak yatim di Malawi dan sekitar 30 persen dari mereka mengidap AIDS. Madonna menyatakan dirinya merencanakan akan menganggarkan dana senilai 3 juta dolar pada berbagai program untuk mendukung anak yatim dan sejuta dolar lainnya untuk mendanai pembuatan film dokumenter tentang penderitaan anak-anak di negara itu. (*)
Copyright © ANTARA 2006