Jakarta (ANTARA News) - Calon presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku tidak berniat mencuri start kampanye saat mengajak orang memilih dia saat penetapan nomor urut peserta Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2014 di kantor Komisi Pemilihan Umum beberapa hari lalu.
Saat mendatangi Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) di Jakarta, Sabtu, dia mengatakan tindakan itu spontan dia lakukan.
"Iya (spontan). Saya kalau diminta sambutan ya sambutan. Itu tanpa teks juga. Lihat dulu konteksnya, kan saya tidak ada penyampaian visi dan misi program," katanya usai diperiksa Bawaslu.
Gubernur non-aktif DKI Jakarta itu mengaku sudah memberikan penjelasan kepada Bawaslu mengenai dugaan melalukan kampanye sebelum jadwal.
"Saya menyampaikan pada saat itu kan pengambilan nomor, setelah dapat nomor tentu saya perlu memperkenalkan kepada masyarakat. Intinya hanya itu," jelasnya.
Sebelumnya tim kuasa hukum Jokowi-Jusuf Kalla sudah mengirimkan surat perihal penjelasan laporan dugaan pelanggaran kampanye tersebut.
"Kami sebenarnya sudah menjawab melalui surat tertulis, bahwa kami waktu itu tidak ada meyampaikan visi dan misi program, tidak ada sama sekali. Tetapi Bawaslu meminta saya sendiri datang," katanya.
Pada 1 Juni Jokowi melontarkan ajakan memilih ketika menyampaikan sambutannya usai penetapan nomor urut peserta pemilihan umum di Gedung KPU Pusat padahal masa kampanye baru dimulai 4 Juni.
"Nomor dua adalah simbol keseimbangan. Semuanya harmonis dalam sebuah keseimbangan dan untuk menuju kepada Indonesia yang harmonis yang penuh keseimbangan. Pilihlah nomor dua," kata Jokowi saat itu.
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014