Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat mengecam upaya pembunuhan calon presiden Afghanistan Abdullah Abdullah, Jumat, dan mengatakan Afghanistan berhak memiliki masa depan yang demokratis.

Abdullah lolos dari upaya pembunuhan ketika dua ledakan menghantam iring-iringan mobil kampanyenya di Kabul, menewaskan sedikitnya enam orang, hanya beberapa hari menjelang putaran kedua pemilihan presiden pekan mendatang.

"Kami mengutuk serangan hari ini terhadap peristiwa-peristiwa kampanye Abdullah Abdullah," kata Wakil Jur Bicara Departemen Luar Negeri, Marie Harf, seperti dilaporkan AFP.

"Seperti yang telah kita jelaskan, rakyat Afghanistan berhak terhadap demokrasi - yang mereka akan lakukan pekan depan - bukan kekerasan".

Itu adalah serangan kedua yang ditujukan terhadap Abdullah selama musim pemilu di Afghanistan, di mana terjadi peningkatan kekerasan dengan gerilyawan Taliban yang mengancam untuk mengganggu pemungutan suara.

Tetapi Harf bersikeras pasukan keamanan Afghanistan akan mampu menyediakan keamanan yang ketat saat pemungutan suara pilpres 14 Juni untuk menggantikan Presiden Hamid Karzai.

"Kami berharap bahwa putaran kedua akan transparan, inklusif dan kredibel," kata Harf kepada wartawan.

"Pasukan keamanan dapat bekerja lagi dengan badan-badan pemilihan ... sangat erat untuk memberikan keamanan ketika mereka melakukan pemilihan putaran kedua ini, dan saya pikir mungkin mereka telah belajar dari beberapa pelajaran tentang keamanan pada putaran pertama."

(H-AK)


Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014