London (ANTARA News) - Artis yang dulu dikenal sebagai Cat Stevens siap muncul kembali, dengan merilis album komersial pertamanya hampir tiga dasawarsa setelah ia memeluk Islam dan menarik diri dari dunia pop yang hingar bingar dan gemerlap. Dan Yusuf Islam, namanya sekarang, menepis kritikan bahwa kembalinya ke industri musik sebagai pengkhianatan terhadap imannya sebagai Muslim. Yusuf Islam, yang telah menjadi jurubicara utama komunitas Muslim di Inggris, mencetak beberapa lagu laris internasional pada dekade 1970-an, anta lain "Morning Has Broken", Wild World," "Moonshadow" dan "May Lady d`Arbanville". Wajahnya yang setengah Yunani dan setengah Swedia membantunya melambungkan dirinya sebagai bintang tingkat global dan ikon pasca-hippi dan pemain gitar yang handal dan ia mereguk semua keberhasilan tersebut. Namun pada 1977 ia memutuskan untuk menggantung gitarnya. Setelah menerima sebuah kitab Al-Qur`an, ia merubah namanya dan meninggalkan semua itu, dengan berjanji akan membaktikan segenap hidupnya demi Islam. Para penggemarnya menjadi bingung, beberapa menuduh ia telah dicuci otaknya, yang lainnya melihatnya sebagai akibat matinya fisik karena gaya hidup selebriti yang berlebihan yang menyebabkan kesehatannya sangat merosot. Kini, 28 tahun kemudian, ia muncul lagi -- pada Nopember ia akan merilis "An Other Cup", yang dijuluki sebagai label rekamannya. Menurut hematnya, lagu barunya akan menjadi musik abadi dan memberikan dorongan seperti lagu-lagunya lamanya yang telah mengilhami satu generasi." Pria berusia 58 tahun itu membenarkan dalam wawancara dengan BBC TV belum lama ini bahwa albumnya betul-betul kembali ke akarnya. "Itulah aku, jadi tentu saja akan kedengaran seperti itu. Ini sesuatu yang nyata," katanya, sebagaimana dilaporkan AFP. "Saat anak saya membawa kembali gitar ke rumah, anda tahu, itulah titik balik. Itu menyebabkan terjadinya banjir ide dan musik baru yang saya pikir banyak orang akan menyukainya." Pada kenyataannya, Yusuf Islam memang tak pernah behenti membuat rekaman dalam tiga dasawarsa terakhir. Hanya saja sebagian besar rekamannya berkaitan dengan tema-tema kepercayaan yang dianutnya. Bersikap pragmatis Penyanyi berjenggot itu juga bersikap pragmatis atas kecaman dari berbagai kalangan terkait keputusannya untuk kembali ke musik pop. Dalam esainya tahun lalu mengenai keterkaitan antara musik dan iman, ia menyatakan bahwa "sejumlah orang dalam komunitas Islam telah mengecam dirinya", menyusul kebangkitan kembali kegiatan musiknya, termasuk merilis kembali album-album lama. Namun ia mengemukakan: "Sementara saya sepakat bahwa lagu dan musik terlarang, penilaian ini tak dapat diterapkan pada setiap penyanyi dan nada serta musik yang dimainkan. "Yang betul ialah banyak dari mereka yang membeli rekaman saya sewaktu sebagai Cat Stevens bukan Muslim. Namun banyak yang mendengarkan lagu-lagu lama saya mengakui bahwa lagu-lagu itu merupakan ilham puitis dari seorang pencari, seseorang yang dahaga dengan kedamaian dan berusaha memahami misteri kehidupan yang tak dapat dijelaskan," tambahnya. Ia menunjuk kepada Iran, pihak berwenang di republik Islam itu "baru-baru ini menyatakan bahwa lagu-lagu yang saya lantunkan sebagai Cat Stevens memberikan teladan yang baik bagi kawula muda, untuk memperlihatkan ada segi positif dari musik dan seni". Yusuf Islam membawakan beberapa lagu dari album barunya di depan penonton terbatas, termasuk mantan Presiden AS Bill Clinton, di Albert Hall, London, pekan lalu. Single pertama dari album itu akan dirilis di Inggris pada awal Nopember, sedangkan albumnya akan diluncurkan pada akhir bulan ini untuk merayakan 40 tahun peluncuran album Cat Stevens pertama, "Matthew and Son". (*)
Copyright © ANTARA 2006