Brussel (ANTARA) - Komisi Eropa pada Jumat (4/10) mengumumkan bahwa pihaknya menyetujui penerapan tarif hukuman terhadap kendaraan listrik (electric vehicle/EV) bertenaga baterai buatan China.
Langkah ini menuai kritik dari beberapa negara Eropa dan industri otomotif yang memperingatkan bahwa langkah itu dapat menjadi bumerang bagi daya saing Uni Eropa (UE).
Meskipun Komisi Eropa mengatakan telah mendapatkan dukungan yang diperlukan dari negara-negara anggota, 12 anggota UE memilih abstain dalam pemungutan suara dan lima anggota memberikan suara menolak keputusan tersebut.
Sementara itu, Komisi Eropa juga menyoroti kerja sama antara UE dan China untuk mengeksplorasi solusi alternatif terus berlanjut.
Penolakan paling keras terhadap tarif tersebut datang dari Jerman, setelah Kanselir Olaf Scholz menyerukan negosiasi lanjutan dengan China pada Rabu (2/10).
Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner menulis di platform media sosial X pada Kamis (3/10), "Tarif terhadap EV China akan menjadi keputusan yang salah... Kita harus berbicara terus terang dan bernegosiasi dengan China, tetapi perang dagang hanya akan merugikan semua pihak".
Menyuarakan kekhawatiran ini, Hongaria menolak pemberlakuan tarif tersebut dalam pemungutan suara.
"Apa yang mereka paksakan untuk kami lakukan sekarang, atau apa yang ingin dilakukan UE, adalah Perang Dingin ekonomi," kata Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban kepada radio pemerintah dalam sebuah wawancara pada Jumat, merujuk pada tarif yang diusulkan UE terhadap China.
Mercedes juga mengkhawatirkan dampak negatif pada industri. "Kami yakin bahwa tarif yang bersifat menghukum memperburuk daya saing suatu industri dalam jangka panjang," kata seorang juru bicara seperti dikutip oleh kantor berita Jerman DPA.
Menteri ekonomi, pariwisata, dan olahraga Slovenia Matjaz Han juga menyuarakan penolakan terhadap tarif terhadap EV China dan memperingatkan kerugiannya terlalu besar untuk Eropa.
Sebaliknya, dia menganjurkan kerja sama ekonomi dan perdagangan yang lebih praktis antara UE dan China.
Finlandia abstain dari pemungutan suara pada Jumat. Pejabat senior Kementerian Luar Negeri Finlandia Jukka Kuurma mengatakan kepada media lokal bahwa tidak ada cukup bukti kerusakan yang disebabkan pada UE yang disebut dukungan China terhadap industri EV.
"Kami tidak begitu yakin bahwa tarif impor akan menguntungkan kepentingan keseluruhan UE," kata Kuurma.
Pengumuman Komisi Eropa tentang tarif kontroversial tersebut telah menuai protes dari industri otomotif Jerman. Mereka mengkritik bahwa langkah itu dapat merusak daya saing produsen mobil lokal.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Jumat, Presiden Asosiasi Industri Otomotif Jerman Hildegard Muller mengatakan pemungutan suara itu merupakan langkah yang semakin menjauh dari kerja sama global.
Raksasa otomotif Jerman Volkswagen juga mengeluarkan pernyataan, menyerukan solusi melalui negosiasi. Volkswagen mengatakan bahwa tarif yang direncanakan tersebut adalah pendekatan yang salah dan tidak akan meningkatkan daya saing industri otomotif Eropa.
"Pemungutan suara hari ini merupakan sinyal fatal bagi industri otomotif Eropa," kata CEO BMW Oliver Zipse kepada media lokal.
Dia menilai didiperlukan solusi cepat antara Komisi Eropa dan China untuk mencegah konflik perdagangan yang pada akhirnya hanya akan merugikan semua pihak.
Mercedes juga mengkhawatirkan dampak negatif pada industri.
"Kami yakin bahwa tarif yang bersifat menghukum memperburuk daya saing suatu industri dalam jangka panjang," kata seorang juru bicara seperti dikutip oleh kantor berita Jerman DPA
Pascapengumuman UE, Kamar Dagang China untuk UE (China Chamber of Commerce to the EU/CCCEU) mengungkapkan kekecewaan yang mendalam atas hasil pemungutan suara tersebut dan ketidakpuasan yang kuat terhadap penerapan langkah-langkah perdagangan proteksionis oleh UE.
"Kami sangat mendorong UE untuk menangani langkah-langkah akhir dengan hati-hati, menunda penerapan tarif ini, serta memprioritaskan penyelesaian sengketa dan ketegangan perdagangan melalui konsultasi dan dialog," kata CCCEU dalam sebuah pernyataan pada Jumat.
Pada Jumat yang sama, Kementerian Perdagangan China dengan tegas menolak rancangan keputusan akhir UE.
Seorang juru bicara mengatakan kementerian tersebut mendesak pihak UE untuk menyadari dengan jelas dampak negatif dari penerapan tarif tambahan.
Menurut dia, langkah ini tidak akan menyelesaikan masalah apa pun, melainkan hanya akan menggoyahkan kepercayaan dan tekad perusahaan-perusahaan China dan mencegah mereka berinvestasi di Eropa.
Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2024