Jakarta (ANTARA) - Pakar jantung dan pembuluh darah subspesialis jantung dan pembuluh darah kardiologi intervensi dr. A. Sari Sri Mumpuni, Sp.J.P, Subsp.K.I (K), FIHA mengatakan tindakan bantuan hidup dasar perlu dipelajari masyarakat agar dapat menyelamatkan nyawa seseorang.
 
Dia dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, menjelaskan tindakan bantuan hidup dasar (Basic Life Support/BLS) berusaha mencegah atau memperlambat kerusakan otot jantung hingga penyebab masalah dapat diperbaiki.
 
"BLS meningkatkan peluang seseorang untuk bertahan hidup sampai tersedia perawatan lanjutan," kata dia.
 
Tindakan ini dapat diberikan pada seseorang yang mengalami henti jantung atau henti napas, karena keadaan-keadaan seperti serangan jantung, tenggelam, tersengat arus listrik, keracunan, kecelakaan dan lain sebagainya.

Baca juga: Paparan polusi udara jangka panjang tingkatkan risiko penyakit jantung
 
Anak-anak menunjukkan poster bertema kesehatan jantung saat peringatan Hari Jantung Se-Dunia 2015 yang diadakan oleh Yayasan Jantung Indonesia di, Jakarta, Minggu (27/9/2015). ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/pd/aa.
Menurut Sari, dalam waktu empat menit seseorang yang mengalami henti jantung atau henti napas, maka harus segera mendapat pertolongan sehingga jantung dapat memompa darah dan aliran darah berjalan normal kembali.
 
Adapun langkah-langkah BLS sesuai dengan Panduan American Heart Association tahun 2020, yakni diawali dengan memeriksa respons pasien.
 
Jika pasien tidak merespons, bernapas terengah-engah atau bahkan tidak bernapas, pasien diasumsikan mengalami henti jantung. Jika memeriksa denyut nadi lakukan maksimal selama 10 detik.
 
Selanjutnya, panggil bantuan dari orang sekitar. Pastikan penolong tetap tenang sembari meminta bantuan untuk menghubungi petugas medis atau nomor darurat lainnya.
 
"Jangan lupa sebutkan nama, lokasi kejadian, jenis kejadian, jumlah pasien dan kondisi pasien, serta kebutuhan yang diperlukan," ujar Sari.

Baca juga: DKI diminta sediakan alat pacu jantung di transportasi umum
 
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah subspesialis jantung dan pembuluh darah kardiologi intervensi RS Pondok Indah – Pondok Indah dr. A. Sari Sri Mumpuni, Sp. J. P, Subsp. K. I (K), FIHA. ANTARA/HO-RSPI 
Selanjutnya, lakukan kompresi dada (pijat luar jantung). Posisikan diri di sebelah kanan pasien. Pastikan pasien berada di tempat yang memiliki permukaan yang rata ketika akan melakukan kompresi dada.
 
Berikan kompresi dengan frekuensi 100-120 kali per menit kedalaman 5-6 cm dengan kuat dan cepat.
 
Hentikan kompresi dada jika pasien sudah merespons atau jika tenaga kesehatan sudah tiba. Lalu posisikan pasien untuk mempertahankan jalan napas.
 
Sari mengingatkan tahapan BLS hanya diperuntukkan untuk orang dewasa. "BLS untuk ibu hamil, bayi atau anak-anak mempunyai teknik tersendiri yang berbeda," katanya.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024