Meningkatnya cadangan devisa itu akan membuat gerak Bank Indonesia menjaga mata uang rupiah lebih baik

Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore menguat sebesar 25 poin menjadi Rp11.835 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp11.860 per dolar AS.

"Salah satu pendorong penguatan rupiah yakni cadangan devisa yang meningkat sekitar dua miliar dolar menjadi 107,05 miliar dolar AS per Mei 2014," ujar Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova di Jakarta, Jumat.

Ia menambahkan bahwa dari eksternal sentimennya juga cukup menopang mata uang domestik, bank sentral Eropa (ECB) yang menurunkan suku bunganya ternyata memberi dampak positif bagi mata uang euro meski tidak signifikan.

"Pasar menilai, pemangkasan suku bunga ECB itu akan berdampak positif secara jangka panjang karena dapat merangsang aktivitas ekonomi di negara kawasan Eropa, dengan demikian permintaan ekspor ke Eropa diperkirakan meningkat dan imbasnya juga akan ke Indonesia," paparnya.

Di sisi lain, lanjut Rully Nova, ekspektasi dari data tenaga kerja Amerika Serikat yang meningkat membuat psikologis pelaku pasar membaik terhadap pasar keuangan negara berkembang.

Analis dari PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong menambahkan bahwa hubungan cadangan devisa Indonesia terhadap mata uang rupiah cukup erat.

"Meningkatnya cadangan devisa itu akan membuat gerak Bank Indonesia menjaga mata uang rupiah lebih baik," ucapnya.

Di sisi lain, lanjut dia, faktor ambil untung juga menjadi salah satu katalis penguatan mata uang domestik mengingat penguatan dolar AS sudah cukup tinggi.

Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada hari Jumat ini (6/6), tercatat mata uang rupiah bergerak menguat menjadi Rp11.823 dibandingkan posisi sebelumnya Rp11.874 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014