... industri dan regulasi batu permata di Indonesia belum terbentuk alias belum ada... "Jakarta (ANTARA News) - Indonesia merupakan pasar batu permata terbesar dunia setelah Tiongkok alias China sekaligus produsen berbagai batu permata terbaik dunia yang potensinya belum tergarap optimal.
Potensi pasar dan industri batu permata di Indonesia mencapai triliunan rupiah pertahun.
"Indonesia ini menjadi pasar batu permata terbesar dunia setelah China," kata Asosiasi Pedagang Pasar Jaya Jakarta Gems Center (APPJ-JGC), Zulfikar, di Jakarta, Jumat.
Di Indonesia sendiri berdasarkan survei Indonesian Gemstone di Indonesia terdapat 12 juta pecinta batu permata yang tersebar di seluruh Indonesia.
Sayang, menurut dia, industri dan regulasi batu permata di Indonesia belum terbentuk alias belum ada.
Ia mencontohkan Thailand, Sri Lanka, dan Brazil bahkan telah membentuk wadah dan konsep industri batu misalnya di Thailand ada Gems Cooperation.
Di APPJ-JGC sendiri omzet penjualan batu permata mencapai miliaran rupiah perhari.
Pendiri Indonesian Gemstone dan pecinta batu mulia, Suwandi Gazali, mengatakan, belum ada keberpihakan pemerintah membentuk pasar batu permata di Tanah Air.
Banyak batu mulia asli Indonesia sudah banyak yang menembus pasar internasional, misalnya di Jepang batu mulia kalimaya black oval asal Banten dijadikan mahar perkawinan.
Banyak pula batu permata Indonesia, kata dia, dibawa dan dijual ke luar negeri lalu dinamai atau diklaim milik negara lain, seperti batu bacan dari Halmahera yang di Korea disebut dengan green jade atau batu nila bali yang dinamai sapphire di pasar internasional.
Pelaku industri batu permata di Aceh, Teuku Fadli, mengatakan, sampai saat ini tidak ada dukungan dari pemerintah untuk industri batu permata tidak hanya di Aceh tapi di seluruh Indonesia.
"Ada ilegal logging, illegal mining tapi tidak ada illegal stone," kata pemilik Lazuli Permata Aceh itu.
"Indonesia ini menjadi pasar batu permata terbesar dunia setelah China," kata Asosiasi Pedagang Pasar Jaya Jakarta Gems Center (APPJ-JGC), Zulfikar, di Jakarta, Jumat.
Di Indonesia sendiri berdasarkan survei Indonesian Gemstone di Indonesia terdapat 12 juta pecinta batu permata yang tersebar di seluruh Indonesia.
Sayang, menurut dia, industri dan regulasi batu permata di Indonesia belum terbentuk alias belum ada.
Ia mencontohkan Thailand, Sri Lanka, dan Brazil bahkan telah membentuk wadah dan konsep industri batu misalnya di Thailand ada Gems Cooperation.
Di APPJ-JGC sendiri omzet penjualan batu permata mencapai miliaran rupiah perhari.
Pendiri Indonesian Gemstone dan pecinta batu mulia, Suwandi Gazali, mengatakan, belum ada keberpihakan pemerintah membentuk pasar batu permata di Tanah Air.
Banyak batu mulia asli Indonesia sudah banyak yang menembus pasar internasional, misalnya di Jepang batu mulia kalimaya black oval asal Banten dijadikan mahar perkawinan.
Banyak pula batu permata Indonesia, kata dia, dibawa dan dijual ke luar negeri lalu dinamai atau diklaim milik negara lain, seperti batu bacan dari Halmahera yang di Korea disebut dengan green jade atau batu nila bali yang dinamai sapphire di pasar internasional.
Pelaku industri batu permata di Aceh, Teuku Fadli, mengatakan, sampai saat ini tidak ada dukungan dari pemerintah untuk industri batu permata tidak hanya di Aceh tapi di seluruh Indonesia.
"Ada ilegal logging, illegal mining tapi tidak ada illegal stone," kata pemilik Lazuli Permata Aceh itu.
Sejumlah batu permata asli Indonesia yang menjadi primadona dunia --bahkan beberapa di antaranya terbaik di dunia-- adalah kalimaya banten, lumut giok aceh, sunge dare sumatera barat, aki edong, baturaja, dan batu bacan.
Tokoh-tokoh ternama yang mengenakan batu asli Indonesia yakni Pangeran Charles (batu aki edong), Presiden Barack Obama (batu bacan), dan Presiden Susilo Yudhoyono (batu sunge dare).
Tokoh-tokoh ternama yang mengenakan batu asli Indonesia yakni Pangeran Charles (batu aki edong), Presiden Barack Obama (batu bacan), dan Presiden Susilo Yudhoyono (batu sunge dare).
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014