Instrumen sukuk telah menjadi katalisator utama dalam mendorong dan memperdalam sektor keuangan syariah.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa total penyaluran pembiayaan syariah bagi pelaku UMKM, yang terdiri dari program Kredit Usaha Rakyat Syariah (KURS) dan Ultra Mikro (UMi) Syariah, mencapai Rp21,01 triliun per September 2024.

“Pembiayaan bagi UMKM melalui KURS atau Kredit Usaha Rakyat Syariah dan UMi Syariah realisasinya masing-masing mencapai Rp16,7 triliun dan Rp4,31 triliun per September 2024,” ujar Sri Mulyani Indrawati dalam Rapat Pleno Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan bahwa perluasan akses pembiayaan syariah bagi UMKM tersebut merupakan salah satu peran APBN untuk mendorong pengembangan perekonomian syariah nasional.

Tidak hanya melalui pembiayaan syariah, ia menuturkan bahwa pemerintah juga berupaya untuk memperkuat ekosistem ekonomi syariah nasional melalui diversifikasi instrumen keuangan syariah, seperti penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara.

Ia menyatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara ekonomi berkembang (emerging market) pertama yang berhasil menerbitkan sukuk hijau (green sukuk).

Sri Mulyani, yang juga menjabat sebagai Sekretaris KNEKS, menyampaikan bahwa secara akumulatif, total nilai penerbitan sukuk negara mencapai Rp2.808,66 triliun, dengan outstanding sebesar Rp1.565,72 triliun.

“Instrumen sukuk telah menjadi katalisator utama dalam mendorong dan memperdalam sektor keuangan syariah,” ujarnya.

Ia juga menuturkan bahwa menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), aset keuangan syariah di Indonesia mencapai Rp2.756,45 triliun, atau tumbuh 12,48 persen year-on-year (yoy).

Untuk mendukung pembiayaan infrastruktur berbasis syariah serta memperkuat ekosistem keuangan syariah, Sri Mulyani mengatakan bahwa pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang mumpuni pada sektor syariah.

Salah satunya adalah melalui pengalokasian dana abadi pendidikan, pemberian beasiswa LPDP dan beasiswa afirmasi bagi santri untuk melanjutkan pendidikan mereka hingga S3, serta pengembangan program studi ekonomi syariah di berbagai perguruan tinggi.

“Hal ini diharapkan akan terus melahirkan berbagai pakar syariah yang mampu bersaing di tingkat global… Saya berharap banyak dari Indonesia yang mampu meniti karier di lembaga internasional, termasuk Islamic Development Bank (ISDB), tidak hanya di level staf, tapi juga di manajemennya,” katanya pula.
Baca juga: SBN untuk investasi? Yuk, kenali macam-macam SBN
Baca juga: Pemerintah serap dana Rp12 triliun dari lelang tujuh seri SBSN


Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024