Solo (ANTARA) - Panitia Besar Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVII Solo 2024 memastikan menu makanan untuk para atlet harus memperhatikan standar gizi seimbang.
Salah satu pihak yang dilibatkan dalam pemenuhan gizi seimbang untuk para atlet adalah Solia Zigna Kampung Batik Laweyan. Executive Secretary and Public Relation Solia Zigna Kampung Batik Laweyan Yuke Anastasia di Solo, Jawa Tengah, Jumat mengatakan standar makanan sudah ditetapkan bersama tim gizi dari PB PEPARNAS XVII.
“Untuk makanan, sejak awal kami sudah bekerja sama dengan tim atau ofisial yang datang ke Hotel Solia Zigna untuk berdiskusi dengan Executive Chef kami mengenai menu yang akan disajikan,” katanya.
Selain itu, dikatakannya, ada juga ahli gizi yang didatangkan untuk mengecek menu.
“Kami sudah menjelaskan standardisasi gizinya karena sudah ada yang disesuaikan dengan kebutuhan atlet. Ketentuan ini menyangkut protein, karbohidrat, dan buah-buahnya,” katanya.
Baca juga: Presiden Jokowi direncanakan buka Peparnas 2024
Salah satu atlet anggar kursi roda dari Riau Rachman mengatakan jamuan yang diperoleh dari hotel sudah lebih dari ekspektasi.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih atas fasilitas yang telah disediakan oleh PB Peparnas XVII di Kota Solo. Akomodasi yang diberikan sudah sesuai dengan keinginan kami, terutama dari penginapannya,” katanya.
Selain penginapan yang nyaman, dikatakannya, makanan yang disediakan untuk para atlet sangat bagus.
“Konsumsinya sudah sesuai dengan standar yang dibutuhkan atlet,” katanya.
Sementara itu, ahli gizi Farah Aulia Rahma mengatakan pemenuhan gizi seimbang bagi atlet selama Peparnas harus memastikan kelengkapan zat gizinya.
“Kelengkapan ini mencakup karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Misalnya, karbohidrat disediakan melalui nasi, proteinnya didapatkan dari lauk hewani maupun nabati, sedangkan vitamin dan mineral diperoleh dari sayur dan buah,” katanya.
Selain itu, dikatakannya, yang juga perlu diperhatikan adalah pentingnya cara pengolahan makanan. Menurut dia, hal itu berkaitan dengan dinamika yang dihadapi atlet dalam menghadapi sebuah pertandingan.
“Sebelum bertanding, atlet kadang menghadapi rasa gugup dan stres. Situasi ini berpengaruh terhadap sistem pencernaan. Oleh karena itu, cara pengolahan makanan harus ideal,” katanya.
Ia mengatakan cara pengolahan jangan sampai merangsang pencernaan, misalnya memasak makanan dengan santan kental, olahan-olahan yang pedas dan asam, serta menggunakan minyak yang banyak, bisa juga mengganggu pencernaan atlet,” katanya.
Selanjutnya, untuk frekuensi pemberian makanan berat dilakukan pada pagi, siang, dan malam.
“Atlet juga mesti diberikan snack sebelum bertanding,” katanya.
Baca juga: Penyediaan konsumsi atlet Peparnas 2024 memerhatikan gizi seimbang
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024