Jakarta (ANTARA) - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syam mengatakan Indonesia dapat mengurangi impor alat kesehatan apabila produk yang dihasilkan sesuai dengan permintaan pasar.

Ari mengatakan di sela acara The 8th Open Innovation IMERI FKUI 2024 di Jakarta, Jumat, bahwa tantangan saat ini adalah banyaknya paten oleh universitas, namun jumlah yang menjadi produk yang sampai ke pasaran sangat rendah.

"Oleh karena itu memang sedari awal sebelum produk ini dihasilkan industri, sudah diskusi dengan para inventor ini, dan oleh karena itu nanti nyambung, sesuai dengan kemampuan industri kita. Dan akhirnya bisa dihilirisasi," katanya.

Menurut Ari, sudah saatnya bagi perguruan tinggi, tak hanya UI, untuk menjadi mandiri dan memproduksi alat-alat kesehatannya sendiri guna mengurangi impor. Pihaknya berterima kasih atas dukungan Kementerian Kesehatan dalam pengembangan inovasi alat kesehatan.

Baca juga: KLHK proses penarikan alat kesehatan gunakan merkuri di 13 provinsi

Baca juga: Darya-Varia dan ASKI berkolaborasi kembangkan alat kesehatan lokal


Direktur Ketahanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Roy Himawan menuturkan, pada 2021-2025, Indonesia memiliki potensi pertumbuhan pasar alat kesehatan sebesar 12 persen, dua kali lipatnya potensi pertumbuhan secara global yakni 6 persen.

Namun demikian, Roy menyebutkan saat ini terdapat sekitar 55 ribu alat kesehatan yang diimpor, dan hanya sekitar 15 ribu alat kesehatan yang dibuat di negeri sendiri.

Oleh karena itu, pemerintah melakukan sejumlah upaya untuk mengembangkan inovasi teknologi kesehatan domestik guna ketahanan kesehatan nasional, seperti dengan memprioritaskan penggunaan alat kesehatan lokal serta mempromosikan kemitraan baik di tingkat lokal maupun global.

"Kalau saat ini kita ada pada area di mana sangat tergantung pada alat-alat impor, maka harapan kita dengan transformasi ini, kita bisa bayangkan ke depan kita akan sangat menggunakan, kita akan sangat dibantu oleh tersedianya alat inovatif, obat-obat inovatif hasil penelitian dalam negeri," katanya.

Dia menambahkan, saat ini terdapat sebanyak 284 riset mengenai alat kesehatan yang tersebar di seluruh Tanah Air.*

Baca juga: Indonesia pamerkan produk alat kesehatan di Latvia

Baca juga: HIPELKI soroti bahaya laten kemandirian semu alkes

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024