Jadi AI itu sebenarnya hanya black box saja jika dimasukkan emas maka keluarnya emas tetapi kalau datanya ternyata data sampah ya keluarnya data sampah
Jakarta (ANTARA) - Peneliti Ahli Madya dari Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Tiar Dani mengungkapkan bahwa kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) bisa dimanfaatkan untuk memahami serta memprediksi aktivitas matahari.

Menurutnya, AI mengubah cara pandang terhadap data yang saat ini dapat diperoleh dengan mudah dan berukuran sangat besar (big data). Begitu juga dengan pemantauan aktivitas matahari dari satelit yang bisa menghasilkan data berukuran beberapa terabyte (setara 1000 gigabyte) dalam satu hari.

Proses pengolahan data yang berukuran besar dengan metode konvensional akan sulit atau bahkan tidak mungkin dilakukan. Oleh karena itu, melalui teknik pembelajaran data machine learning dan deep learning dalam AI, proses pengamatan dan prediksi aktivitas matahari akan lebih mudah, kata Dani dalam diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Jumat.

"Jadi deep learning dan machine learning ini secara umum bisa mendeteksi pola dan bisa mendeteksi aktivitas matahari dengan tingkat akurasi dan kecepatan yang belum pernah ada sebelumnya," katanya.

Baca juga: BRIN: Gerhana matahari cincin tidak dapat diamati di Indonesia
Baca juga: Peneliti ungkap pemanfaatan tanaman obat dalam masyarakat Bali kuno


Dengan memprediksi aktivitas matahari, maka akan meningkatkan pemahaman peneliti tentang dinamika matahari serta langkah mitigasi dampak badai matahari terhadap bumi.

Akan tetapi, Dani menekankan bahwa kualitas data merupakan hal penting dalam memprediksi aktivitas matahari menggunakan AI. Apabila peneliti menggunakan data yang benar dan berkualitas baik untuk melatih AI, maka hasil prediksi yang akan dihasilkannya pun juga akan tepat, begitu juga dengan sebaliknya.

"Jadi AI itu sebenarnya hanya black box saja jika dimasukkan emas maka keluarnya emas tetapi kalau datanya ternyata data sampah ya keluarnya data sampah. Jadi memang harus sangat hati-hati dalam data yang akan digunakan," paparnya.

Dani menyatakan bahwa penelitian berkelanjutan dan kolaborasi berbagai pihak merupakan kunci untuk mengakselerasi inovasi dalam mengungkap rahasia matahari.

"Riset yang berkelanjutan dan kolaborasi sangat penting untuk dapat lebih mengakselerasi dan memperoleh terobosan yang signifikan dalam menyingkap rahasia matahari," imbuhnya.

Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024