Hutan Tumbang Koling kini rusak bahkan dapat dikatakan hampir musnah. Padahal, selain hutan penyangga, kawasan itu juga telah dijadikan objek wisata atau kawasan konservasi karena di hutan itu banyakt terdapat hewan langka,"
Sampit, Kalteng (ANTARA News) - Kerusakan hutan di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, salah satunya hutan di Desa Tumbang Koling, Kecamatan Cempaga Hulu, menjadi sorotan aktivis lingkungan dan masyarakat setempat.
"Hutan Tumbang Koling kini rusak bahkan dapat dikatakan hampir musnah. Padahal, selain hutan penyangga, kawasan itu juga telah dijadikan objek wisata atau kawasan konservasi karena di hutan itu banyakt terdapat hewan langka," kata aktivis lingkungan Kalteng, Nordin di Sampit, Jumat.
Direktur Eksekutif Save Our Borneo ini menjelaskan, kerusakan hutan Tumbang Koling benar-benar sangat disayangkan. Hal ini terjadi karena pemerintah daerah tidak bisa menjaga dan tidak memegang komitmen untuk memelihara hutan yang telah mereka tetapkan sebagai wisata alam.
Sebagian besar penduduk Desa Tumbang Koling memanfaatkan hutan setempat untuk kegiatan ekonomi seperti mencari rotan, gemor, berburu dan mencari tanaman berkhasiat obat. Hutan ini juga merupakan habitat orangutan.
Kelestarian hutan Tumbang Koling mulai terusik ketika dikeluarkannya izin untuk perusahaan perkebunan kelapa sawit seluas 11.000 hektare pada 2005 silam.
Masyarakat setempat sudah berusaha mempertahankan hutan tersebut namun tidak berhasil karena pemerintah daerah tetap mengeluarkan izin tersebut.
Hutan ini menjadi tempat berlindung banyak satwa dilindungi yang wilayahnya sudah menjadi perkebunan kelapa sawit. Bahkan hutan ini di kampanyekan oleh Pemerintah Kabupaten Kotim sebagai salah satu tujuan wisata hutan alam.
Hutan desa Tumbang Koling merupakan rumah bagi 11 jenis mamalia langka dan dilindungi, termasuk beruang madu (helarctos malayus), owa (hylobates muelleri), kukang (nycticebus menagensis) dan tarsius (tarsius bancanus ssp. borneanus).
Ancaman terbesar yang tengah dialami oleh orangutan adalah habitat yang semakin sempit karena kawasan hutan hujan yang menjadi tempat tinggalnya dijadikan sebagai lahan kelapa sawit, pertambangan dan pepohonan ditebang untuk diambil kayunya.
"Kehancuran total dan musnahnya hutan Tumbang Koling ini adalah kado hari Lingkungan Hidup (5 Juni) yang paling mengerikan tahun 2014 ini," sindir Nordin yang pernah menjadi anggota Dewan Walhi Nasional.
Nordin meminta ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah, khususnya agar tidak lagi terjadi degradasi dan konversi hutan di kawasan manapun di Kotim. Jika ini dibiarkan maka satwa dan fauna akan musnah serta terjadi bencana alam akibat ekosistem telah rusak.
(KR-NJI/F003)
Pewarta: Norjani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014