Beirut (ANTARA) - Israel baru-baru ini mengintensifkan serangan udaranya ke Lebanon, yang menargetkan berbagai lokasi di negara tersebut, terutama di ibu kota Beirut, dan pinggiran selatannya.

Serangan-serangan ini telah mengakibatkan kerusakan yang signifikan pada sejumlah area permukiman dan infrastruktur, memaksa banyak penduduk melakukan evakuasi dari rumah mereka guna mencari tempat yang aman.

Israel mengatakan bahwa tujuan operasi militernya di Lebanon adalah untuk memungkinkan warganya yang mengungsi akibat pengeboman Hizbullah selama perang Gaza untuk kembali ke rumah dengan selamat.

Eskalasi kekerasan telah menimbulkan berbagai kekhawatiran akan dampak konflik yang sedang berlangsung terhadap warga sipil dan stabilitas yang lebih luas di wilayah tersebut.

Menurut sebuah laporan yang dirilis oleh otoritas Lebanon pada Rabu (2/10), jumlah total pengungsi di Lebanon akibat serangan udara Israel telah meningkat menjadi hampir 1,2 juta orang.
 
Para petugas pemadam kebakaran bekerja di antara bangunan-bangunan yang rusak akibat serangan udara Israel di Beirut, Lebanon, pada 3 Oktober 2024. Sejak 23 September, tentara Israel telah melancarkan serangan udara intensif yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Lebanon dalam eskalasi yang berbahaya dengan Hizbullah. (Xinhua/Bilal Jawich)
 
Foto menunjukkan kerusakan yang disebabkan oleh serangan udara Israel di Beirut, Lebanon, pada 3 Oktober 2024. Sejak 23 September, tentara Israel telah melancarkan serangan udara intensif yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Lebanon dalam eskalasi yang berbahaya dengan Hizbullah. (Xinhua/Bilal Jawich)
 
Seorang pria menunjuk ke sebuah gedung yang terbakar akibat serangan udara Israel di Beirut, Lebanon, pada 3 Oktober 2024. Sejak 23 September, tentara Israel telah melancarkan serangan udara intensif yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Lebanon dalam eskalasi berbahaya dengan Hizbullah. (Xinhua/Bilal Jawich)



 

Pewarta: Xinhua
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2024