Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan, dalam mengembangkan inovasi kesehatan guna memenuhi kebutuhan masyarakat, dibutuhkan dua hal, yakni efisiensi dan orientasi pada pasien, sehingga perlu pelibatan pasien dan publik agar mempercepat proses inovasi.
Dalam sambutannya secara daring pada acara The 8th Open Innovation IMERI FKUI 2024 di Jakarta, Jumat, Dante mengatakan bahwa banyak dari masyarakat telah merasakan berbagai dampak positif dari pendekatan inovasi terbuka, contohnya seperti ketika pandemi COVID-19.
"Saat pandemi, ada banyak proyek inovasi di sektor kesehatan. Misalnya, desain dan produksi alat pelindung diri, APD, alat kesehatan, rapid test, vaksin, hingga obat-obatan. Inovasi-inovasi ini menggabungkan berbagai ide dari akademisi, industri, sampai masyarakat luas, sehingga membuka potensi pengembangan teknologi khususnya di bidang kesehatan," katanya.
Dia menilai, dengan melibatkan berbagai pihak dalam proses inovasi, maka pengembangan proses inovasi produk dan layanan kesehatan semakin cepat, seperti kala pandemi COVID-19. Selain itu, ujarnya, inovasi terbuka akan lebih membuka perspektif terhadap kebutuhan masyarakat.
"Misalnya melalui penelitian partisipatif dan pengumpulan data crowdsourcing, kita dapat memastikan bahwa solusi yang dikembangkan benar-benar relevan, tepat guna, dan bermanfaat bagi masyarakat," katanya.
Di sisi lain, kata Dante, inovasi terbuka juga menciptakan tantangan baru, di mana proses inovasi terbuka harus tetap hijau dan ramah lingkungan. Menurutnya, ke depan, para inovator harus mampu mengambil langkah-langkah konkret agar lingkungan tetap lestari.
"Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan. Pertama, menggunakan sustainable material, seperti bahan daur ulang atau bahan ramah lingkungan lainnya. Kedua, menggunakan kecerdasan buatan, internet of things, atau blockchains yang mengurangi alokasi sumber daya dan penggunaan energi," dia menambahkan.
Dalam kesempatan itu, dia menyatakan harapannya agar acara yang diselenggarakan Universitas Indonesia tersebut dapat memotivasi para mahasiswa serta peneliti untuk semakin kreatif dalam berinovasi di bidang kesehatan.
Baca juga: Wamenkes: Cegah misdiagnosis lewat keselamatan berorientasi pasien
Baca juga: Kemenkes: Baru 38 persen puskesmas dapat menangani masalah kejiwaan
Baca juga: Kemenkes lakukan tes pemodelan Al untuk diagnosis penyakit lebih tepat
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024