Seoul (ANTARA) - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengkritik keras Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dan menyebutnya orang yang tidak normal karena berbicara aksi militer terhadap Korea Utara yang mempunyai senjata nuklir, kata media pemerintah pada Jumat.

Pada Selasa (1/10), Yoon dalam upacara Hari Angkatan Bersenjata mengatakan bahwa Korea Utara akan menghadapi akhir dari rezimnya jika negara tersebut mencoba menggunakan senjata nuklir dan memperingatkan akan tanggapan yang tegas dan luar biasa dari aliansi Korea Selatan-Amerika Serikat.

“Boneka Yoon membual tentang perlawanan yang luar biasa dari kekuatan militer di depan pintu negara yang memiliki senjata nuklir dan itu adalah ironi besar yang menimbulkan kecurigaan bahwa ia orang yang tidak normal,” kata Kim saat berkunjung ke pangkalan pelatihan unit operasi khusus Korea Utara, menurut Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), Rabu.

Kim didampingi pejabat tinggi KPA (Tentara Rakyat Korea), termasuk Ri Yong-gil yang merupakan Kepala Staf Umum KPA, selama inspeksi tersebut, yang bertujuan untuk mengamati latihan tempur pasukan operasi khusus, kata KCNA

Kim, menurut KCNA, mengatakan bahwa pidato Yoon menunjukkan kegelisahan keamanan dan psikologi kekuatan boneka yang menjengkelkan dan merupakan pengakuan bahwa Korea Selatan dan Amerika Serikat yang menghancurkan keamanan dan perdamaian regional.

Kritik keras Kim Jong-un terhadap Yoon tanpa memanggilnya sebagai presiden itu merupakan yang pertama kalinya dalam dua tahun terakhir. Pernyataan terakhir Kim terjadi pada Juli 2022 dalam pidatonya yang memperingati 69 tahun gencatan senjata yang menghentikan Perang Korea tahun 1950-1953.

Sumber : Yonhap
Baca juga: Korsel peringatkan Korut untuk hentikan tindakan provokatif
Baca juga: Kim Jong-un banggakan peluncuran tank tempur baru Korut
Baca juga: Kim Jong-un kembali nyatakan Korsel sebagai musuh utama Pyongyang


Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024