Dolar AS melemah setelah mengalami penguatan cukup signifikan dalam beberapa hari sebelumnya mendorong sebagian pelaku pasar mengambil untung,"
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore menguat 44 poin menjadi Rp11.846 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp11.890 per dolar AS.
"Dolar AS melemah setelah mengalami penguatan cukup signifikan dalam beberapa hari sebelumnya mendorong sebagian pelaku pasar mengambil untung," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, fokus utama pasar saat ini adalah keputusan moneter bank sentral Eropa (ECB) terkait pelonggaran moneter.
Ia menambahkan bahwa ECB kemungkinan juga akan menjadi bank sentral pertama yang akan mengambil keputusan suku bunga untuk meredam inflasi setelah data menunjukkan pertumbuhan di negara-negara Eropa melambat di kuartal pertama tahun ini.
Selain itu, ia menambahkan bahwa beberapa data lainnya bisa menjadi penggerak pasar seperti data indeks harga rumah Inggris, pesanan pabrik Jerman, penjualan ritel negara-negara Eropa, dan aktivitas bisnis Kanada serta klaim tunjangan pengangguran Amerika Serikat.
"Jika data-data itu tidak sesuai ekspektasi pasar maka kemungkinan dolar AS akan kembali menguat," katanya.
Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova menambahkan bahwa menguatnya nilai tukar rupiah juga diperkirakan karena intervensi dari Bank Indonesia (BI).
"Namun penguatan rupiah cenderung terbatas menyusul data ekonomi domestik yang cenderung diluar ekspektasi sehingga membebani kinerja mata uang domestik," katanya.
Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada hari Kamis ini (5/6), tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp11.874 dibandingkan posisi sebelumnya Rp11.810 per dolar AS.
(KR-ZMF/B012)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014