Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan minyak dan gas PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), melalui anak perusahaan perseroan yang dimiliki sepenuhnya, Medco International Petroleum Limited (MIPL), dan mitra kerjanya, JHL Petroleum Limited (JHL) telah mengambilalih Blok E lepas pantai Kamboja dari Cambodia National Petroleum Authority (CNPA) untuk kegiatan eksplorasi dan eksploitasi. "Perseroan dan JHL merupakan kontraktor yang ditunjuk dengan working interests masing-masing sebesar 90 persen dan 10 persen dan perseroan akan bertindak sebagai operator dalam blok tersebut," kata Direktur Utama Medco, Hilmi Panigoro, dalam laporannya kepada Bursa Efek Jakarta (BEJ) di Jakarta, Kamis. Blok E terletak di lepas pantai Kamboja, daerah Khmer Basin di sekitar Pesisir Pantai Barat Laut Kamboja yang memiliki luas wilayah sekitar 5 ribu kilometer persegi. Menurut Hilmi, jangka waktu eksplorasi untuk tahap pertama akan berlangsung selama tiga tahun kontrak, dapat diperpanjang untuk tahap kedua dan ketiga masing-masing dua tahun dengan persetujuan dari CNPA. Berdasarkan perjanjian, katanya, 12,5 persen dari produksi pada tahap awal dialokasikan kepada Kerajaan Kamboja sebagai `government royalty`. Kontraktor memiliki hak untuk mengambil 90 persen dari sisa produksi. Sisa produksi bersih akan dibagi antara kontraktor dengan pemerintah sesuai dengan ketentuan alokasi yang terdapat dalam perjanjian, dan kontraktor diharuskan membayar pajak penghasilan korporat sebesar 30 persen kepada Pemerintah Kamboja, tambahnya. Setelah produksi komersial pertama, lanjut Hilmi, CNPA akan mendapatkan opsi untuk mendapatkn 5 persen working intersts di Blok E. Opsi ini tidak menyebabkan CNPA harus mengganti biaya petroleum kepada kontraktor. "Perseroan juga telah membayar dana proyek pengembangan sosial sebesar 4,5 juta dolar AS kepada Kerajaan Kamboja," jelasnya. "Meskipun ini merupakan pertama kalinya, perseroan memasuki kancah industri energi di Kamboja, namun kami optimis bahwa akuisisi ini akan dapat meningkatkan cadangan minyak dan gas kami," tegas Hilmi. (*)

Copyright © ANTARA 2006