Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat menjadi proyek percontohan penanganan kasus rabies tingkat nasional, karena keberhasilan daerah itu selama enam tahun nihil kasus rabies atau kasus terakhir terjadi pada pada 2018 lalu.

“Keberhasilan Kabupaten Sukabumi mengentaskan kasus rabies berkat inovasi Pemkab Sukabumi khususnya Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi dengan membentuk kader siaga rabies atau Kasira yang sekarang menjadi kader zoonosis,” kata Penjabat Gubernur Jabar Bey Machmudin di Gelanggang Olahraga Cisaat, Kabpaten Sukabumi, Kamis.

Menurut Bey, atas keberhasilan itu, pada tahun ini Kabupaten Sukabumi menjadi tuan rumah peringatan Hari Rabies Sedunia atau World Rabies Day tingkat Provinsi Jabar yang kegiatannya dipusatkan di Gelanggang Olahraga Cisaat.

Terpilihnya kabupaten terluas kedua di Pulau Jawa dan Bali ini karena telah berhasil mempertahankan nol kasus rabies selama enam tahun ditambah daerah ini menjadi proyek percontohan.

Baca juga: Jakpus menggiatkan vaksinasi HPR pertahankan status bebas rabies

Baca juga: Pemkab Subang mulai waspadai sebaran kasus rabies

Bahkan inovasi program Kasira Kabupaten Sukabumi menjadi perhatian sejumlah daerah di Indonesia dan program tersebut diadaptasi oleh beberapa provinsi diantaranya Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Penanganan rabies dapat dilakukan dengan cara paling sederhana seperti mengedukasi anak-anak mulai dari usia dini. Kemudian kepada pemilik hewan agar mau memvaksinasi hewan peliharaannya seperti kucing, anjing, kera dan hewan lainnya secara rutin.

“Peringatan Hari Rabies Sedunia ini juga untuk mengedukasi masyarakat terutama anak-anak. Apalagi ada target nol kasus rabies secara nasional pada 2030 dan untuk Pulau Jawa target nol kasus rabies pada 2029," ujarnya.

Sementara, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi Asep Kurnadi mengatakan kasus positif rabies pada hewan di Kabupaten Sukabumi terakhir terjadi di Kecamatan Nyalindung dan Cikembar pada 2018.

Setelah itu, pihaknya melakukan berbagai upaya pencegahan rabies dengan membuat berbagai inovasi program yang dilakukan secara masif bersamaan dengan dibentuknya Kasira yang anggotanya terdiri dari petugas puskesmas, kesehatan hewan, kader posyandu, pemburu, babinsa serta bhabinkamtibmas.

Kasira bersama Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi terus menguatkan edukasi kepada masyarakat terutama anak-anak usia dini hingga sekolah dasar. Siswa pendidikan anak usia dini (PAUD), TK dan SD dijadikan sebagai target sasaran, karena 60 persen korban gigitan hewan penular rabies itu adalah anak di usia tersebut.

Sehingga pihaknya, memberikan edukasi agar mereka tahu tentang pencegahan, penyebaran dan penanganan rabies yang diharapkan timbul kesadaran khususnya mereka yang memiliki hewan peliharaan seperti anjing, kucing, kera dan lainnya untuk melaksanakan vaksinasi secara rutin.

"Upaya-upaya yang kami laksanakan ini dilakukan secara masif mengendalikan penyebaran rabies dan sampai saat ini Kabupaten Sukabumi sudah nol positif rabies,” ujarnya.

Di sisi lain, Kasira yang berubah menjadi kader zoonosis agar bertujuan untuk memperluas cakupan kerja khususnya melakukan edukasi untuk mencegah penyebaran penyakit hewan yang ditularkan ke manusia, karena penyakit zoonosis tidak hanya rabies tetapi masih banyak jenisnya. Sehingga masyarakat bisa mengetahui jenis penyakit apa saja yang bisa ditularkan hewan kepada manusia.*

Baca juga: Dinkes: Cuci luka dengan sabun fase penting usai tergigit hewan rabies

Baca juga: Kepulauan Seribu tekan potensi penularan rabies melalui vaksinasi

Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024