Taipei (ANTARA News) - Generasi baru teknologi menjanjikan tidak hanya untuk melakukan pendataan tapi juga memperkirakan kesehatan pengguna dan mencegah krisis, dari yang dialami pengendara yang tertidur saat mengemudi sampai pelari marathon.
Namun ada kekhawatiran akan ketepatan informasi personal yang dikumpulkan dari benda-benda pintar seperti arloji, gelang dan pakaian -- dan bagaimana perusahaan akan memanfaatkan data tersebut.
Kategori produk teknologi yang bisa dikenakan tahun ini berkembang pesat, terlihat dalam pameran perdagangan teknologi terbesar di Asia, Computex, yang dibuka di Taiwan, Selasa (3/6), yang sebagian besar mengangkat tema kesehatan.
"Sensor kebugaran dan kesehatan dan datanya dundamental untuk produk teknologi yang bisa dipakai dan sangat menentukan kategori ini," kata Daniel Matte dari perusahaan riset pasar Canalys.
Pelacak pasar IDC memperkirakan pada April bahwa penjualan produk pakaian berteknologi tahun ini akan berlipat tiga kali menjadi 19 juta unit di seluruh dunia, dan tumbuh meningkat menjadi 111,9 juta pada 2018.
Gerai perusahaan Taiwan AiQ pada pameran Computex pekan ini memamerkan boneka model dengan pakaian pesepeda berbahan likra.
Serat baja anti karat pada kain serta elektroda pada lengan dapat merasakan denyut jantung rata-rata dan pertanda penting lainnya, termasuk jumlah kalori yang dibakar dan mengirim data tersebut ke klip Bluetooth yang akan mengirimkannya ke telepon, tablet atau perangkat pintar lainnya.
Teknologi ini akan ditujukan pada penyuka olahraga, tetapi para pengemudi bus di Taiwan yang mula-mula akan diuntungkan, karena perusahaan akan meminta mereka memakai kemeja pintar akhir tahun ini sebagai langkah untuk mencegah kecelakaan.
"Kami akan menyediakan kemeja yang dapat memantau pengemudi, misalnya bila mereka tertidur atau dalam keadaan genting lain bila ia sedang kurang baik, serta mengirim isyarat atau peringatan ke kantor perusahaan," kata wakil kepala AiQ Steve Huang.
Pakaian itu sudah diujicoba selama setahun pada pasien di rumah sakit tanpa dikenakan biaya dan mendapat umpan balik yang baik dari para pemakai, tambahnya.
Tapi para pengamat dan konsumen masih mempertanyakan apakah busana pintar itu sungguh-sungguh bisa memberitahu kebenaran tentang tubuh pemakainya.
"Sensor yang sekarang tidak terlalu akurat, tetapi akan ada perbaikan," kata Matte.
Sementara Samsung mengungkap teknologi kesehatan digital pekan lalu yang menggunakan sensor untuk melacak kisaran fungsi tubuh seperti denyut jantung dan tekanan darah.
Apple juga meluncurkan aplikasi "Health" pekan ini, dengan spekulasi bisa menggunakannya pada perangkat keras tahun ini.
Perusahaan teknologi Taiwan Acer juga mengeluarkan perangkat pemantau kesehatan yang bisa dikenakan di pergelangan tangan yang terhubung dengan telepon pintar di Computex. Namun seberapa besar aliran data yang bisa ditangani perangkat baru itu masih menjadi pertanyaan.
"Ada peluang besar untuk menganalisis dan mengkomersialkan banyaknya data dihasilkan oleh sensor dan platform yang dipakai.... Privasi selalu menjadi perhatian," kata Matte.
Huang menyadari tekanan antara potensi keuntungan komersial produsen pakaian pintar dan risiko menginvasi privasi pengguna.
"Akan ada banyak isu legal dan moral," katanya.
Perusahaan-perusahaan teknologi juga menitikberatkan potensi manfaat analisis untuk membantu para pengguna memanfaatkan data dan kemungkinan menghubungkannya dengan para ahli yang bisa memberi mereka umpan balik.
"Mungkin kami akan bekerja sama dengan beberapa (institusi) medis seperti rumah sakit untuk memperbaiki produk jenis ini dan melakukan sesuatu untuk membantu orang--ini sudah dibicarakan di Sonostar," kata Paula Luh dari gerai perusahaan Taiwan.
Sonostar memamerkan pelacak SmartFit berwarna cerah-- gelang silikon dengan sensor menonjol sebesar koin yang menggunakan tenaga baterai dan dirancang digunakan sepanjang hari dan mengukur semuanya, dari langkah kaki sampai pola tidur.
Perangkat itu punya kemampuan menyimpan memori selama satu tahun, kata Luh dan menambahkan bahwa privasi pengguna akan dilindungi melalui pendaftaran dan prosedur masuk untuk mengakses data personal mereka secara daring.
Barang-barang pintar itu juga dirancang untuk para atlet. Salah satu produk baru yang dipamerkan di Computex diklaim mampu mengukur "stamina" sehingga bisa mengingatkan para pebalab ketika mereka berusaha terlalu keras.
"Kami mendeteksi aliran gelombang melalui jantung Anda... kemudian kami menggunakan algoritma dan memindahkan informasi mentah menjadi stamina," kata Kuo Hsin-fu dari perusahaan Bomdic, yang membuat perangkat Bluetooth "GoMore".
Dengan menganalisis aktivitas jantung para pengguna, perangkat itu bisa memprediksi bentukan asam laktat dan faktor fisik lain yang bisa mempengaruhi performa, kata Kuo.
"Kebanyakan gelang pintar fokus pada pengguna umum, tapi target kami para atlet. Yang sudah mencoba menyukainya--ini bagus untuk efisiensi latihan dan kompetisi," katanya.
"Kami melakukan semua yang bisa dilakukan aplikasi olahraga, tapi lebih," kata Kuo Hsin-fu seperti dilansir kantor berita AFP.
(Uu.M007)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014