Ikan ini bisa hidup di wilayah tropis, sesuai dengan kondisi geografis Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono memperkenalkan ikan jade perch sebagai komoditas yang potensial dibudidayakan di Indonesia, karena ikan air tawar ini memiliki nilai ekonomi tinggi di pasar global dan kandungan gizi baik.

"Ikan ini bisa hidup di wilayah tropis, sesuai dengan kondisi geografis Indonesia. Nilai ekonominya di pasar cukup tinggi, dan sangat potensial dikembangkan di Indonesia," ujar Menteri Trenggono di Jakarta, Kamis.

Berkaca dari kesuksesan produksi udang vaname di Indonesia, Trenggono berharap ikan jade perch asal Queensland, Australia ini juga bisa dikembangkan sebagai varian komoditas budidaya.

Sementara udang vaname merupakan udang asli Hawaii, Amerika, yang saat ini umum dibudidayakan di Indonesia.

Peluang pengembangan budidaya jade perch di Tanah Air didukung oleh besarnya potensi lahan budidaya yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

Di sisi lain, ikan dengan nama latin Scortum Barcoo ini memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi di kisaran 15 - 22 per kilogram dolar AS, sedangkan ketika disajikan sebagai menu makanan harganya melambung mencapai Rp1,2 juta per porsi.

Negara yang sudah membudidayakan ikan jade perch diantaranya Malaysia dan Singapura.

"Kalau kita konsisten terhadap satu produk, fokus, pasti kita bisa berhasil," bebernya.

Edukator Kesehatan Bobby Ida menjelaskan kandungan gizi ikan jade perch yang disebut memiliki kandungan omega 3 lebih tinggi dibanding salmon, sehingga sangat cocok dikonsumsi untuk menjaga kesehatan tubuh.

"Kandungan omega 3 ikan ini tinggi, baik untuk kesehatan seperti mencegah kolesterol maupun stroke," ungkapnya.

Merujuk data, ikan jade perch toleran terhadap salinitas hingga 10 ppt, dan beratnya bisa mencapai 800 gram dalam waktu pemeliharaan tujuh bulan dari ukuran benih.

Jade Perch cocok untuk produksi baik di kolam yang dikelola dengan baik atau sistem resirkulasi dan dapat bertahan hidup di daerah subtropis dan
tropis.

Baca juga: Menteri KKP lepas ekspor perdana ikan tuna kaleng di Banyuwangi
Baca juga: Menteri Trenggono Berharap Program Ekonomi Biru Dilanjutkan

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024