Jakarta (ANTARA) -
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengatakan inovasi program "teaching factory" atau Tefa pada jenjang SMK mampu meningkatkan kompetensi murid, khususnya pada dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
 
Dalam rilis yang disiarkan di Jakarta pada Kamis, Plt Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Tatang Muttaqin mengatakan Tefa adalah wujud Kurikulum Merdeka yang memberikan kesempatan bagi peserta didik vokasi untuk dapat berkembang.
 
“Dengan adanya metode yang memberikan nuansa asli seperti di industri, tenaga pendidik atau guru dapat mempersiapkan lulusan yang siap kerja dan paham dengan kebutuhan industri. Peserta didik juga dapat memperoleh wawasan yang lebih luas serta sesuai dengan minat dan bakatnya mereka masing-masing,” katanya.
 
Tatang juga turut mengapresiasi prestasi dan semangat pantang menyerah dari setiap sekolah yang terlibat dalam pendidikan vokasi, khususnya SMKN 57 Jakarta yang telah meraih prestasi dalam Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK Tingkat Nasional Tahun 2024.
 
Dalam LKS SMK Tingkat Nasional Tahun 2024, murid-murid vokasi ditantang untuk menunjukkan bakatnya dalam berbagai jenis kategori. Dengan tema “Merdeka Berprestasi, Talenta Vokasi Menginspirasi”, acara tersebut memberikan kasus-kasus di industri agar para murid dapat menyelesaikan masalah dengan baik.
 
“Dari ajang ini kita dapat melihat bahwa talenta muda Indonesia telah siap untuk dapat bekerja di industri yang terus berkembang ini. Mulai dari keahlian praktis dan juga keahlian sosial, Kurikulum Merdeka Belajar dan dukungan seluruh insan pendidikan mampu membentuk karakter penerus bangsa yang baru,” imbuhnya.
 
Melalui program Tefa, SMKN 57 Jakarta memiliki akses kerja sama dengan beberapa mitra di DUDI, khususnya kuliner dan perhotelan. Para peserta didik dapat belajar praktik dengan kondisi yang mirip dengan situasi di industri.
 
Adapun dua orang murid asal SMKN 57 Jakarta yang berhasil menerima medali emas dalam LKS SMK Tingkat Nasional Tahun 2024 ialah Olivia Citra Maulidya dan Fatima Rani Al Husna pada kategori Restaurant Service dan Patisserie & Confectionery.
 
“Lomba ini bukan hanya sekadar mengasah keterampilan, tetapi juga harus bernalar tinggi, bagaimana kita bisa tenang dan berpikir cepat dalam menyelesaikan setiap task dengan perfect,” kata Fatima.
 
Hal senada juga diungkapkan oleh Olivia. Menurut gadis yang sudah menyenangi dunia kuliner sejak kecil ini, Tefa membantunya dalam meningkatkan kompetensi.
 
Tak hanya itu, Tefa pun mendorongnya untuk memiliki mental yang tangguh dalam mengikuti LKS Tingkat Nasional. Dengan memiliki kesempatan untuk menjelajahi program Tefa di SMKN 57 Jakarta, Olivia dan Fatima dapat mempersiapkan dirinya pada ajang LKS tersebut.
 
“Program Tefa di SMKN 57 Jakarta telah meningkatkan keterampilan critical thinking dan problem solver kami, khususnya dalam menghadapi sebuah masalah di lapangan pekerjaan, terutama saat melakukan program PKL (praktik kerja lapangan),” ujar Olivia.
 
Selain itu, Fatima juga menambahkan bahwa pihak sekolah dan guru juga turut mendukung penuh dalam persiapan ajang LKS. Selama masa latihan, Fatima dan Olivia tekun mengikuti skema pelatihan yang disesuaikan dengan jadwal lomba, seperti hari pertama mereka melakukan table boxing, menyiapkan buffet table, membuat folding napkin, fruit craving. Lalu dilanjutkan pada hari kedua berlatih untuk restaurant service seperti french service, american service, dan lainnya.

Baca juga: Kemendikbud: TeFa hasilkan lulusan sesuai kebutuhan industri
Baca juga: Kadin Jatim nilai metode "TeFa" tepat bagi pendidikan vokasi

Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024