Kami akan terus mendukung iklim investasi yang kondusif agar semakin banyak perusahaan besar menanamkan modalnya di tanah air
Batang (ANTARA) - Kementerian Investasi dan Badan Koordinasi Penanaman Modal menyebutkan dengan hadirnya PT KCC Glass dan PT Wavin Manufacturing di Kawasan Industri Terpadu Batang, Jawa Tengah, merupakan bukti nyata dari meningkatnya kepercayaan investor global terhadap potensi Indonesia.

"Kami akan terus mendukung iklim investasi yang kondusif agar semakin banyak perusahaan besar menanamkan
modalnya di tanah air," kata Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Rosan Perkasa Roeslani saat menghadiri peresmian beroperasinya perusahaan KCC Glass dan PT Wafin di Batang, Kamis.

PT KCC Glass Indonesia yang beroperasi di atas lahan seluas 46 hektare dengan total investasi Rp4 triliun tersebut nantinya akan ada pengembangan investasi senilai Rp8 triliun.

Perusahaan tersebut memproduksi kaca berkualitas tinggi yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan domestik 20 persen dan global 80 persen.

Pabrik ini diproyeksikan akan menyerap tenaga kerja sebanyak 450 orang dan memberikan kontribusi signifikan dalam menciptakan lapangan pekerjaan lokal.

Pabrik KCC Glass terbesar di dunia ada di Kawasan Industri Terpadu Batang ini nantinya akan menyerap 2 ribu tenaga kerja.

Direktur Utama PT Danareksa (Persero) Yadi Jaya Ruchandi mengapresiasi komitmen KITB dalam memfasilitasi kebutuhan para tenant.

"Dengan infrastruktur, fasilitas, dan konektivitas yang lengkap, KITB menjadi kawasan industri yang menunjang kebutuhan serta kemudahan investor. Kami mendukung upaya pemerintah dalam peningkatan produk ekspor dari Indonesia," katanya.

Sementara Direktur Utama PT KITB Ngurah Wirawan menegaskan pentingnya keberlanjutan baik ruang bagi industri dan menciptakan ekosistem yang hijau, dan pintar.

"Inilah yang membuat KITB menjadi kawasan industri masa depan. Saat ini, sudah ada 21 tenant di KITB dengan nilai investasi sekitar Rp16 triliun," katanya.

Baca juga: Rosan resmikan pabrik pipa Belanda Wavin, nilai investasi Rp825 miliar
Baca juga: Kementerian Investasi sebut dua target hilirisasi nikel tahun 2040

Pewarta: Kutnadi
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024