Jakarta (ANTARA) -- Laporan bertajuk Indonesia Health and Benefits Study 2024 yang diluncurkan Mercer Marsh Benefits (Marsh Indonesia) mengungkapkan bahwa biaya medis di Indonesia mengalami lonjakan signifikan beberapa tahun pasca pandemi COVID-19. 

Head of Consulting and Analytics Marsh Indonesia Ria Ardiningtyas mengungkapkan, situasi ini menegaskan pentingnya pengelolaan employee health benefits, khususnya bagi departemen Sumber Daya Manusia (SDM) perusahaan dalam merancang, menawarkan dan mempertahankan program employee health benefits, terutama tunjangan kesehatan bagi karyawan, yang kompetitif dan sesuai dengan pasar.

"Inflasi medis yang tinggi, kemudahan akses ke fasilitas kesehatan, dan perubahan ragam tindakan medis pascaCOVID-19 mendorong kenaikan biaya medis hingga tahun 2024,” ungkap Ria.

Laporan Indonesia Health and Benefits Study 2024 dari Mercer Marsh Benefits sendiri merupakan hasil kumpulan dan rangkuman program employee health benefits lebih dari 470 perusahaan di Indonesia yang mencakup 24 industri berbeda. 

Laporan ini mencakup tunjangan kesehatan karyawan yang diberikan oleh perusahaan seperti rawat inap, rawat jalan, melahirkan, rawat gigi, kacamata, serta asuransi jiwa dan kecelakaan, dan juga memberikan informasi terkai tren biaya kesehatan di Indonesia.

Lebih lanjut, Ria menambahkan, Inflasi biaya medis di Indonesia masih merupakan salah satu yang tertinggi di wilayah Asia. Laporan Indonesia Health and Benefits Study 2024 menunjukkan bahwa tunjangan kesehatan karyawan berupa rawat inap dan rawat jalan menjadi perhatian khusus dengan tingkat prevalensi tertinggi. 

"Melihat hal tersebut Mercer Marsh Benefits menawarkan Cost of Care, yaitu alat benchmarking atau tolok ukur biaya rumah sakit di Indonesia yang menghasilkan laporan komprehensif guna memberikan informasi terperinci tentang biaya perawatan medis rumah sakit di Indonesia,” tutup Ria.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2024