Penguatan dolar AS menyusul beberapa data ekonomi Amerika Serikat yang cenderung positif, membuat nilai tukar rupiah sulit untuk terapresiasi

Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi bergerak melemah sebesar empat poin menjadi Rp11.864 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp11.860 per dolar AS.

"Penguatan dolar AS menyusul beberapa data ekonomi Amerika Serikat yang cenderung positif, membuat nilai tukar rupiah sulit untuk terapresiasi," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, Kamis.

Apalagi, lanjut dia, data-data AS lainnya yang akan dirilis berhubungan dengan ketenagakerjaan dan diekspektasikan bertumbuh sehingga menambah sentimen positif bagi mata uang dolar AS.

Ia menambahkan bahwa pergerakan mata uang euro dan yen Jepang yang juga masih cenderung tertekan terhadap dolar AS kembali dimanfaatkan pelaku pasar untuk melanjutkan memburu dolar AS untuk menjaga aset.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengemukakan bahwa data sektor jasa ISM (Institute for Supply Management), yang merupakan satu-satunya indikator utama sektor terbesar dan paling penting dalam perekonomian AS, masih menunjukkan momentum yang baik.

"Kondisi itu mendatangkan permintaan untuk dolar AS meningkat," katanya.

Dari sisi fundamental, lanjut dia, penguatan dolar AS cukup membebani kinerja rupiah di awal sesi I Asia. Mata uang dolar AS menguat seiring investor mengantisipasi kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter ECB lebih lanjut pada pertemuan nanti malam.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014