Jakarta (ANTARA) - Profesi dokter dan tenaga kesehatan saat ini tidak hanya terbatas pada memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, tetapi juga berperan penting dalam mengembangkan ilmu pengetahuan melalui penelitian.

"Kita tidak dapat sepenuhnya mengandalkan hasil penelitian dari negara-negara lain. Populasi dan penyakit di Indonesia memiliki karakteristik yang unik dan berbeda dengan negara lain, sehingga hasil penelitian dari luar negeri mungkin tidak sepenuhnya relevan dengan kondisi di Indonesia," ujar dr. Elvan Wiyarta selaku dokter dan peneliti lulusan FKUI, sekaligus pendiri Risetku.

Indonesia dapat menyumbang banyak ilmu untuk kemajuan penelitian dan pengobatan penyakit yang kasusnya cukup signifikan di Indonesia, salah satunya tuberkulosis (TB). Pada tahun 2022, Indonesia berada di peringkat 2 dunia dengan menyumbang 10% kasus TB dari seluruh dunia.

Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri M. tuberculosis, dan saat ini diobati dengan satu set kombinasi antibiotik. Sayangnya, bakteri TB juga dapat menjadi kebal terhadap antibiotik tersebut, kondisi yang disebut dengan TB resisten obat (TB RO). TB RO ini lebih berbahaya karena sulit diobati dan kasusnya juga banyak di Indonesia.

Tentu saja penelitian tentang pengobatan TB di Indonesia bisa menghasilkan bukti yang lebih akurat daripada penelitian pengobatan TB di negara-negara maju. Tahun 2024 ini, sedang dilakukan penelitian tahap ke-3 untuk kandidat vaksin TB, dan penelitiannya dilakukan salah satunya di Indonesia.

Dengan menghasilkan banyak penelitian yang berkualitas, dokter dan tenaga kesehatan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam memahami penyakit-penyakit yang masih menjadi masalah besar di Indonesia, mengembangkan metode diagnosis, dan pengobatan yang lebih efektif, serta meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Penelitian juga memungkinkan mereka untuk mengeksplorasi solusi inovatif dan menemukan penemuan-penemuan baru yang dapat mengubah kesejahteraan dan kesehatan masyarakat Indonesia.

Kegiatan penelitian dapat dilakukan dari sentra penelitian besar hingga layanan kesehatan primer seperti Puskesmas. Dengan jumlah pasien yang banyak, hal ini merupakan keuntungan besar untuk membuat penelitian. Meski begitu, banyak dokter dan tenaga kesehatan yang belum menguasai cara membuat penelitian.

“Risetku hadir untuk membantu para peneliti di Indonesia. Kami telah membantu banyak dokter dan tenaga kesehatan untuk melakukan penelitian mereka,” ungkap dr Elvan.

Risetku adalah platform penelitian kesehatan terlengkap di Indonesia, melayani konsultasi, asistensi, dan kelas penelitian yang dapat membuat dokter dan tenaga kesehatan menguasai ilmu penelitian secara cepat dan mandiri.

Dengan menjadi peneliti yang kompeten, dokter dan tenaga kesehatan tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, tetapi juga berkontribusi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara lebih luas.

Penelitian adalah kunci untuk memajukan bidang kesehatan dan perawatan yang lebih baik kepada pasien di Indonesia, sekaligus cara penting dalam mengembangkan karir para dokter dan tenaga kesehatan itu sendiri.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2024