London (ANTARA News) - Duta Besar RI untuk Jerman Dr. Ing. H. Fauzi Bowo menyampaikan bahwa kemampuan untuk menghubungkan dunia pendidikan dengan sektor profesional telah menjadi perhatian utama Pemerintah Indonesia sejak lama.
Hal itu disampaikan dalam Dubes Fauzi Bowo dalam acara Inspirational Dialogue II: "Successful Study towards Prospective Job" yang diadakan KBRI Berlin, kata Sekretaris Kedua Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya, KBRI Berlin, Fattah Hardiwinangun, kepada Antara London, Kamis.
Dialog diikuti pelajar Indonesia yang datang dari berbagai daerah di Jerman dengan menghadirkan narasumber Presiden Direktur/CEO PT. Siemens Indonesia Josef Winter, Chairman Swiss German University (SGU) Westphalia Stiftung e.V. Prof. Jorgen Greneberg, dan Senior Expert Airbus Deutschland Agus Pramono.
Lebih lanjut Dubes Fauzi Bowo menyampaikan harapannya kepada pelaja dan mahasiswa Indonesia di Jerman untuk dapat memanfaatkan keahlian dan pengetahuan yang mereka dapatkan bagi usaha pembangunan nasional, dan menjadi duta persahabatan antara Indonesia dengan Jerman.
Diakuinya menghadapi perkonomian dunia yang semakin kompetitif, keterkaitan antara dunia pendidikan dengan industri/pasar lapangan kerja menjadi sangat signifikan.
Para pelajar dan mahasiswa sebagai calon pencari kerja mengharapkan adanya lapangan kerja yang menjanjikan, sedangkan industri mengharapkan adanya calon pencari kerja yang kompeten, capable dan berdedikasi untuk menjadi tulang punggung produktivitas industri, ujarnya.
Untuk mempertemukan dua sisi kepentingan ini, KBRI Berlin mengelar Inspirational Dialogue II: "Successful Study towards Prospective Job" yang merupakan upaya link and match dalam memfasilitasi terjalinnya networking awal antara pelajar dan mahasiswa Indonesia dengan perusahaan Jerman yang beroperasi di Indonesia.
Forum ini diharapkan dapat memotivasi para pelajar dan mahasiswa Indonesia untuk dapat menyelesaikan studinya dengan baik dan tepat waktu dan mengatasi tantangan yang dihadapi dalam menuntut ilmu di Jerman dengan prospek lapangan pekerjaan pasca dunia pendidikan.
Di sisi lain forum ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada dunia industri Jerman, terutama yang berinvestasi dan mengekspansi usahanya di Indonesia, mengenai potensi pelajar/mahasiswa Indonesia sebagai prospective employee yang professional dan kompeten.
Dalam kesempatan ini, Duta Besar RI menyampaikan pula pengalaman pribadi dalam menghadapi berbagai tantangan-tantangan dalam mengemban studi di Jerman.
CEO PT. Siemens Indonesia memberikan paparan antara lain mengenai tantangan yang dihadapi dunia saat ini, serta solusi-solusi teknologi yang ditawarkan oleh Siemens.
Josef Winter memandang Indonesia memiliki kesempatan dan lingkungan yang sangat baik bagi pertumbuhan, dan mendorong para pelajar Indonesia di Jerman untuk terus berinovasi dalam menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi Indonesia seperti infrastruktur dan energi.
Sedangkan Chairman SGU Prof. Jargen Greneberg memotivasi para pelajar Indonesia untuk mendalami budaya dan etos kerja Jerman demi kesuksesan karir mereka, baik untuk bekerja di Jerman maupun perusahaan Jerman di Indonesia.
Senior Expert Airbus Agus Pramono membagi pengalaman dalam pengembangan karirnya sebagai expatriat Indonesia di Jerman dan menghimbau pencari kerja memiliki hal-hal seperti expertise di bidang yang ditekuni, kemampuan bahasa Inggris yang baik, keterampilan IT, dan keterampilan berkomunikasi.
Acara ditutup dengan peluncuran buku Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Berlin berjudul Indonesia Kita Tahun 2030 yang berisi kumpulan esai pelajar Indonesia di Jerman tentang potensi perubahan Indonesia dan bentuk kontribusi pemikiran positif PPI Berlin bagi pembangunan Indonesia.
Jerman sebagai negara dengan tingkat penguasaan teknologi yang tinggi, industri yang sangat kompetitif di tingkat dunia, menjadi negara tujuan belajar di kalangan pelajar, akademisi dan orang tua di Indonesia. Saat ini terdapat 3.425 WNI yang sedang menempuh pendidikan di Jerman dan jumlah ini terus bertambah setiap tahunnya.
(H-ZG/M019)
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014