Harga masih wajar kalaupun ada kenaikan tidak lebih dari 10 persen,"

Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pertanian menilai kenaikan harga-harga sejumlah komoditas pangan menjelang Ramadhan saat ini masih dalam taraf yang wajar.

Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP) Kementan Emilia Harahap di Jakarta, Rabu, menyatakan kenaikan harga kebutuhan pokok saat ini bukan karena tidak adanya pasokan tetapi kejadian yang selalu berulang saat menghadapi puasa, lebaran, natal maupun tahun baru.

"Harga masih wajar kalaupun ada kenaikan tidak lebih dari 10 persen," katanya menanggapi kenaikan bahan pangan di pasaran.

Menurut dia, dalam periode-periode tertentu petani dan peternak ingin merasakan keuntungan dari usahanya dan saat lebaran, natal maupun tahun baru dianggap waktu untuk memperoleh penghasilan yang lebih.

Kenaikan harga-harga kebutuhan pokok menjelang Ramadhan maupun hari raya lebaran, tambahnya, pada umumnya dipicu meningkatnya permintaan masyarakat karena tingkat konsumsi juga naik.

Emilia menyatakan pihaknya mencatat perkembangan rata rata harga mingguan di tingkat produsen komoditas tanaman pangan, hortikultura, dan peternakan strategi pada minggu ke empat relatif menurun dibanding dengan minggu ke tiga, meskipun terdapat beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga.

Komoditas yang mengalami penurunan harga pada minggu ke empat dibandingkan dengan minggu ke tiga adalah, cabe merah besar 13,94 persen (Rp6.125 turun dari Rp7.117/kg), cabe merah keriting 19,34 persen (Rp3.905 turun dari Rp4.889/kg).

Sedangkan komoditas yang mengalami peningkatan adalah gabah kering panen 1,31 persen dari Rp3.628 menjadi Rp3.642/kg, jagung kuning 0,43 persen dari Rp2.762 menjadi Rp2.774/kg, bawang merah kering 6,37 persen dari Rp11.406 menjadi Rp12.133/kg.

Kemudian, daging ayam broiler 2,78 persen dari Rp16.792 menjadi Rp17.258/kg, daging sapi 0,44 persen dari Rp37.667 menjadi Rp37.833/kg, dan telur ayam ras 2,82 persen dari Rp14.515 menjadi Rp14.925.

Menurut dia, peningkatan harga tertinggi terjadi pada komoditas bawang merah di tingkat produsen sebesar 6,37 persen dari Rp11.406 per kg menjadi Rp12.133/kg.

Hal ini, katanya, disebabkan oleh penurunan produksi sebagai akibat dari curah hujan yang tinggi di beberapa sentra seperti di Brebes, Cirebon, dan Sumenep.

Sedangkan untuk cabe merah keriting disebabkan musim panen di beberapa daerah seperti Ciamis, Garut, Rembang, dan Kediri sehingga menyebabkan melimpahnya pasokan di pasar setempat.

Penurunan cabe merah keriting, lanjutnya, juga terjadi di Pasar Induk Kramat Jati karena meningkatnya pasokan cabe sebesar 1,90 persen dari daerah sentra di Muntilan, Garut dan Tasikmalaya.

Sementara data P2HP pertanggal 4 Juni 2014, di Simalungun harga cabe merah keriting di tingkat produsen Rp5.000/kg, Ciamis Rp4.000/kg.

Harga bawang merah di Brebes Rp14.000/kg, Sumenep Rp17.000/kg, Solok Rp12.000/kg.

Sedangkan harga daging ayam bloiler di tingkat produsen seperti Bogor Rp20.500/kg, Tangerang Rp18.000/kg, Sumenep Rp18.000/kg.

Untuk harga telur ayam ras tercatat di tingkat produsen seperti di Kendal Rp16.500/kg, Lampung Selatan Rp16.600/kg, Lima Puluh Kota Rp14.400/kg, Sumenep Rp16.000/kg.

Harga daging sapi, di tingkat produsen seperti di Blora Rp38.500/kg, Lombok Timur Rp38.000/kg.

Lebih lanjut Emilia mengatakan, berdasarkan laporan Kemendag, pasokan, penyaluran, dan stok di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) rata rata pasokan beras pada bulan Mei 2014 sebesar 2.204 ton meningkat 6,17 persen, di bandingkan rata rata April 2014.

(S025/R010)

Pewarta: Subagyo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014