Kandal, Kamboja (ANTARA) - Sebagai penggemar setia, Lav Sopha pada Rabu (2/10), rela menempuh jarak 30 km dari Provinsi Prey Veng menggunakan sepeda motornya demi menyaksikan tradisi balap kerbau yang berumur satu abad di Provinsi Kandal, Kamboja.

Meski sudah beberapa kali menyaksikan acara tersebut, semangat Sopha untuk menyaksikan balap kerbau tahunan itu, yang digelar di sebuah jalur sepanjang 500 meter yang mengarah ke Pagoda Vihear Sour di Distrik Ksach Kandal, tak pernah menurun.

Dalam acara tersebut, kerbau-kerbau dihiasi dengan penutup kepala berwarna cerah, sementara para pembalap menunggangi mereka dari awal hingga akhir rute, dengan dikelilingi oleh kerumunan penonton yang begitu antusias menggunakan ponsel pintar (smartphone) mereka untuk mengabadikan balapan tersebut.

"Saya sangat senang menyaksikan balap kerbau tradisional ini, dan saya merasa bahwa balapan ini membawa saya kembali ke masa lalu. Saya tidak pernah bosan dengan acara ini, meski saya sudah menontonnya beberapa kali," kata Sopha.

Balap kerbau ini merupakan bagian dari upacara yang diselenggarakan oleh penduduk Desa Vihear Sour guna menandai berakhirnya Pchum Ben, sebuah festival tahunan yang digelar selama 15 hari untuk menghormati orang-orang yang telah meninggal.

Mam Sao (64), salah satu anggota panitia balap kerbau, mengatakan bahwa tradisi balap kerbau di Desa Vihear Sour telah dilakukan sejak tahun 1920-an dan terdapat 44 ekor kerbau yang berpartisipasi dalam balapan tahun ini.

Menurut Sao, penduduk desa meyakini kepercayaan kuno setempat bahwa roh penjaga di Pagoda Vihear Sour sangat kuat, dan jika penduduk desa tidak menggelar balapan tersebut, kerbau atau pemiliknya bisa jatuh sakit.

"Ajang balap kerbau ini bertujuan untuk melestarikan dan mempromosikan budaya serta tradisi kami kepada wisatawan lokal dan mancanegara," katanya kepada Xinhua.

Dia menyebutkan bahwa kontes ini tidak berpusat pada kejuaraan atau hadiah, tetapi untuk bersenang-senang, karena masing-masing peserta hanya diberi hadiah sebesar 50.000 riel Kamboja (100 riel Kamboja = Rp377) atau sekitar 12,5 dolar AS (1 dolar AS = Rp15.247).

Penunggang kerbau, Chhun Sokhen (45), mengatakan bahwa dirinya telah berpartisipasi dalam kompetisi ini setiap tahun untuk melestarikan tradisi kuno penduduk desa Vihear Sour dan merayakan festival Pchum Ben.

"Ajang balap kerbau ini tidak bertujuan untuk memilih juara, tetapi untuk menciptakan suasana menyenangkan selama perayaan festival Pchum Ben. Setelah balapan, kami menunggangi kerbau kami untuk kembali ke rumah dan memanfaatkan mereka untuk pekerjaan pertanian seperti biasa," ujarnya kepada Xinhua.

Di sela-sela balap kerbau tersebut, ada pula balap kuda dan acara-acara lainnya, termasuk pertandingan gulat tradisional, adu tongkat, dan upacara doa untuk para leluhur.

Pagoda Vihear Sour terletak sekitar 40 km di sebelah tenggara Phnom Penh, Kamboja.

Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2024