Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Bank Indonesia Aslim Tadjuddin memperkirakan laju inflasi hingga akhir tahun bisa di bawah 7 persen sehingga tingkat suku bunga BI (BI rate) bisa dibawa ke bawah 10 persen.
"Inflasi akhir tahun sekitar 7 persen, bahkan kalau tidak terjadi apa-apa bisa di bawah 7 persen. Kalau tidak ada faktor-faktor yang luar biasa dalam tiga bulan ini, sebab inflasi
year to date baru 4,06 persen," kata Aslim di sela-sela acara berbuka puasa bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara Jakarta, Rabu.
Aslim menambahkan, jika inflasi bisa di bawah tujuh persen, maka BI rate harus diturunkan di bawah 10 persen untuk mencegah masuknya arus modal asing berjangka pendek (shorterm capital inflow).
"Mudah-mudahan kalau inflasi di bawah tujuh persen, (BI rate) itu bisa dibawa ke sana (bawah 10 persen) sebab kalau terlalu tinggi nanti itu akan mengundang lagi masuknya
shorterm capital inflow," katanya.
Sementara mengenai rapat dewan gubernur (RDG) BI yang akan dilakukan Rabu (4/10) besok untuk menentukan suku bunga BI, Aslim mengatakan potensi untuk penurunan BI rate cukup besar mengingat kondisi makro ekonomi yang stabil.
"Ruang untuk turun itu jelas. Sebab dengan tingkat inflasi yang cukup terjaga, ruang untuk penurunan cukup besar, tetapi berapa penurunannya kita evaluasi dulu dengan melihat indikator-indikator yang lain. Kita akan lihat suku bunga pada level berapa yang bagus untuk ekonomi kita ini. Kita harus menjaga keseimbangan antara tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi," katanya.
Aslim juga menambahkan, nilai tukar rupiah yang belakangan ini melemah juga tidak akan mempengaruhi potensi untuk penurunan suku bunga, sebab pelemahan rupiah belakangan ini hanya faktor regional saja.
"Rupiah itu kan sangat stabil, walaupun dia sempat turun menjadi Rp9.250 per dolar AS dan sekarang sudah Rp9.190 per dolar AS. Itu sejalan dengan kondisi regional saja. Jadi secara makro kondisi sekrang sangat mendukung penurunan suku bunga," katanya.
BPS mencatat laju inflasi untuk bulan September 2006 sebesar 0,38 persen, sedikit mengalami kenaikan dari bulan Agustus 0,33 persen. Sementara untuk inflasi tahun berjalan (Januari-September) sebesar 4,06 persen dan untuk inflasi tahun ke tahun (YoY) sebesar 14,55 persen.
Sementara itu, pengamat perbankan Ryan Kiryanto memperkirakan BI akan menurunkan BI Rate sebesar 50 basis poin menjadi 10,75 persen mengingat perkembangan indikator ekonomi makro yang membaik antara lain nilai tukar rupiah yang stabil di kisaran Rp9.200 per dolar AS.
"Inflasi September yang rendah dan harga minyak dunia yang rendah sekitar 60 dolar AS per barel dan cadangan devisayang di atas 40 juta dolar AS sangat mendukung penurunan itu," katanya.
Menurutnya, di akhir tahun, jika tidak ada kejutan-kejutan yang bisa menaikkan inflasi, BI rate akan berada di level 10,00 persen - 10,25 persen, suatu level yang cukup kondusif bagi perbankan dan sektor riil.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006