Bali (ANTARA) - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong perluasan akses pasar produk-produk perikanan yang dihasilkan oleh nelayan skala kecil, pada pertemuan regional Asia Pasifik di Bali. 

Pertemuan yang diselenggarakan oleh KKP bersama Food Agricultural Organization (FAO) dan Infofish itu mendiskusikan peningkatan akses pasar bagi produk perikanan tangkap dan budi daya.

Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Lotharia Latif dalam sambutan pembukanya menyatakan, Indonesia merupakan salah satu produsen perikanan tangkap dan budi daya utama di dunia dengan kontribusi produksi sebesar 7% dari total produksi perikanan dunia. 

“Mayoritas nelayan perikanan tangkap Indonesia 90%-nya adalah nelayan skala kecil dan kepentingan mereka turut kita perjuangkan pada pertemuan regional ini,” ujar Latif saat membuka lokakarya tersebut di Bali (1/10/2024).

Latif menegaskan Indonesia memiliki potensi besar di sektor kelautan perikanan. Untuk itu melalui pertemuan ini, dia berharap pengaturan perdagangan yang melibatkan perikanan skala kecil dapat lebih berperan dan didengar di kancah internasional.

“Saya mengajak negara-negara di kawasan Asia Pasifik memperkuat arah kebijakan dalam forum internasional, karena perikanan kita memiliki banyak kesamaan dari segi karakteristik, tantangan, dan peluang bersaing di pasar global,” ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor Leste Rajendra Aryal Kumar mengapresiasi KKP dan dukungan Infofish atas kolaborasi yang baik dalam penyelenggaraan lokakarya tersebut. 

Dia meminta agar kegiatan ini menjadi sarana berdiskusi dan bertukar pikiran terutama pada aspek perdagangan produk kelautan dan perikanan yang berasal dari perikanan skala kecil.

“Perikanan skala kecil tidak hanya berbicara bisnis semata, namun juga berbicara tentang mata pencaharian, pemberdayaan dan pengelolaan perikanan. Kita berharap pertemuan ini dapat memberikan kontribusi dalam menyusun rekomendasi pengelolaan perikanan berkelanjutan secara global,” tuturnya.

Workshop bertema Opportunities and Challenges in Economic and Post-Harvest Issues Related to Market Access for Fisheries and Aquaculture Products ini, merupakan tindak lanjut dari FAO Regional Workshop on Understanding Fisheries Support Measures in the Asian Context yang diselenggarakan pada tanggal 17 - 19 Oktober 2023.

Secara garis besar, tujuan pertemuan ini untuk menumbuhkan pemahaman bersama dan membahas secara konstruktif mengenai tantangan dan peluang yang dihadapi oleh negara-negara di kawasan dalam kegiatan pasca-panen saat memproduksi dan mengekspor produk perikanan.

Workshop yang berlangsung hingga 3 Oktober 2024 ini, melibatkan perwakilan negara-negara anggota FAO di kawasan Asia dan Pasifik. Masing-masing negara memaparkan sektor kelautan perikanan yang menekankan pada langkah dan strategi dalam perjanjian perdagangan produk perikanan berkelanjutan. 

Selain itu, juga digelar diskusi tentang kajian pasca panen perdagangan produk perikanan, serta tantangan yang dihadapi dalam meningkatkan akses pasar produk perikanan tersebut. 

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono terus memperjuangkan perikanan skala kecil pada berbagai pertemuan internasional dan menekankan pentingnya peran perikanan skala kecil sebagai salah satu sektor penopang ketahanan pangan di Indonesia. 

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2024