akan semakin sulit membedakan saat para menteri tersebut mengunjungi suatu daerah dengan menggunakan fasilitas negara...
Depok (ANTARA News) - Akademisi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), Vishnu Juwono, menilai menteri yang menjadi tim sukses (timses) capres/cawapres sebaiknya mengundurkan diri, karena rawan politisasi birokrasi.
"Apabila para menteri tetap bersikeras dalam jabatannya sambil menjadi tim sukses maka bisa dipastikan kementerian yang dipimpinnya akan tersandera oleh kepentingan jangka pendek dari pimpinannya," kata Dosen Administrasi Publik FISIP UI, Vishnu Juwono, di Depok, Rabu.
Vishnu berpendapat, dengan menjadi tim sukses maka akan terjadi benturan kepentingan (conflict of interest), yang akan semakin sulit membedakan saat para menteri tersebut mengunjungi suatu daerah dengan menggunakan fasilitas negara, seperti mobil dinas, pemanfaatan gedung pertemuan, penginapan yang dibayar melalui APBN, serta fasilitas negara lainnya.
Selain itu, tambah Vishnu, dari aspek kompetisi politik yang sehat juga tidak adil, karena para menteri itu dapat memanfaatkan status pejabatnya untuk memperoleh fasilitas sebagai tamu VIP dari aparat birokrasi di kementeriannya, baik di Jakarta maupun di kota-kota lainnya.
"Dengan kondisi demikian potensi politisasi terhadap birokrasi di kementerian yang dipimpin oleh para menteri yang ikut dalam timses capres/cawapres akan semakin besar," ujarnya.
Ia menambahkan, meskipun belum terdapat undang-undang maupun peraturan pemerintah yang mewajibkan para menteri untuk mundur, namun sebaiknya menteri-menteri itu mengundurkan diri dan fokus kepada kampanye.
Terlebih Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah mengimbau para menteri yang terlibat dalam timses tersebut untuk mundur dan fokus pada kegiatan kampanye pada hari ini.
Vishnu mengatakan dengan waktu yang hanya praktis satu bulan intensitas kegiatan kampanye semakin meningkat. Para Menteri yang masuk dalam times capres/cawapres akan semakin disibukkan pada aktivitas politik dengan mengunjungi konstituen, mendampingi para capres dan cawapres, rapat konsolidasi pemenangan timses belum lagi berbagai kegiatan kampanye lainnya.
Dikatakannya kegiatan kampanye politik tersebut akan menyita waktu sang menteri sebanyak 18--20 jam per hari. Sehingga tidak ada waktu yang tersisa banyak untuk fokus dalam mempersiapkan kebijakan publik dari Kementerian yang dipimpinnya yang mempengaruhi kepentingan masyarakat luas.
Para Menteri tersebut dapat mencontoh Hatta Rajasa saat mengundurkan diri dari jabatan Menko Perekonomian untuk fokus maju sebagai Calon Wakil Presiden dari Prabowo Subianto beberapa minggu yang lalu atau juga Gita Wirjawan yang mundur pada akhir Januari 2014 dari Menteri Perdagangan untuk fokus mengikuti Konvensi Calon Presiden di Partai Demokrat.
Jusuf Kalla pun pada 2004 saat menjadi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat pada 2004 mengundurkan diri dari jabatannya untuk fokus menjadi kandidat Wakil Presiden, sebelum akhirnya bersama-sama dengan Susilo Bambang Yudhoyono memenangkan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2004.
(F006)
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014