Muara Enim (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyerahkan bantuan logistik dan peralatan untuk penanganan kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.

Kepala BNPB Suharyanto di Muara Enim, Rabu, mengatakan bahwa dalam menanggulangi karhutla di wilayah itu, pihaknya menyerahkan bantuan pompa support 23 HP sebanyak 5 set, pompa apung 13 HP sebanyak 10 set, pompa sedang 6 HP sebanyak 15 set, pompa jinjing 2 HP sebanyak 30 set, dan breeching inlet 5 unit.

Kemudian, breeching 15 unit, selang polyster 2,5 inchi x 30 meter sebanyak 325 roll, selang polyster 1,5 inchi x 30 meter sebanyak 135 roll, fleksibel tank 25 unit, tower lampu 2 unit, motor pemadam karhutla 5 unit, tenda posko 2 unit, velbed 50 set, amcus 2 unit, dan breathing apparatus 10 unit.

Baca juga: BNPB: Penanganan karhutla di Sumsel harus terorganisir

Apabila masih ada kebutuhan yang lainnya, ia meminta pemerintah daerah mengusulkan kepada BNPB.

“Semuanya yang masih menjadi kebutuhan agar disampaikan. Kita akan dukung. Mari kita terus bersama-sama bersatu dalam penanganan bencana,” katanya.

Ia mengatakan penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, harus terus dilakukan dengan cepat, terorganisir, dan tepat sasaran.

Baca juga: BPBD kerahkan helikopter pembom air padamkan karhutla di Muara Enim dan OI

“Penanganan karhutla di Sumsel harus terus dilakukan dengan cepat, terorganisir, tepat sasaran, dan dipastikan bahwa api benar-benar padam.” ujarnya.

Selain itu, hasil temuan menyebutkan bahwa 99 persen faktor karhutla ini terjadi karena ulah manusia. Sebab, masih banyak praktik-praktik pembukaan lahan dengan cara dibakar karena dinilai lebih efisien dan ekonomis,

Oleh sebab itu, Kepala BNPB meminta agar upaya penegakan hukum dilakukan. Hal itu dapat menjadi salah satu solusi untuk menekan kejadian karhutla di tanah air termasuk di Sumatera Selatan.

Baca juga: BPBD Sumsel upayakan pemadaman karhutla di empat kabupaten

“Sumatera Selatan ini 'primadona' karena kebakarannya besar. Mereka (penyedia jasa helikopter) maunya ke Palembang, kalau digeser ke Riau atau Jambi tidak mau. Karena mereka menganggap penghasilannya sangat besar, sehingga kita coba ubah pola pikirnya,” kata Suharyanto.

Pewarta: Ahmad Rafli Baiduri
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024