Tingkat akurasi Mas-Tion sangat tinggi, mencapai 96 persen untuk Mas-Tion Vity dan 98 persrn untuk Mas-Tion Cam
Jakarta (ANTARA) - Mahasiswa Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB) membuat inovasi robot Mas-Tion (Mastitis Detection) untuk mendeteksi dini mastitis atau peradangan pada jaringan internal kelenjar susu sapi berbasis pembelajaran mesin dan Internet of Things (IoT).

"Mas-Tion hadir sebagai solusi inovatif untuk deteksi dini mastitis klinis dan subklinis, yang dirancang agar mudah digunakan oleh peternak untuk mengoptimalkan produksi susu sapi perah dan menjaga kualitas susu di Indonesia," kata Pembimbing Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM KC) IPB Medhanita Dewi Renanti dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Medhanita menjelaskan, Mas-Tion terdiri atas dua perangkat utama, yakni Mas-Tion Cam dan Mas-Tion Vity.

"Mas-Tion Cam adalah robot otonom yang mendeteksi mastitis klinis dengan mengenali gejala seperti kemerahan, pembengkakan, dan panas. Alat ini dilengkapi dengan kamera termal untuk mendeteksi suhu ambing -kelenjar susu- sapi dan webcam untuk menangkap gambar ambing," ujarnya.

Ia mengatakan, data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan pembelajaran mesin.

"Sedangkan Mas-Tion Vity berfungsi untuk mendeteksi mastitis subklinis dengan menggunakan sensor yang mengukur nilai konduktivitas susu. Data dari sensor ini dikirim ke aplikasi Mas-Tion, di mana hasil deteksi dapat dilihat dengan mudah," tuturnya.
Pembimbing Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM KC) IPB Medhanita Dewi Renanti (tiga dari kanan) saat bersama tim PKM KC IPB yang membuat inovasi Mas-Tion. ANTARA/HO-Tim PKM KC Sekolah Vokasi IPB.

Ia juga memaparkan, penggunaan Mas-Tion sangat sederhana, untuk MasTion Cam, pengguna hanya perlu melakukan pemetaan kandang sekali pada awal penggunaan dengan menghubungkan robot ke aplikasi dan menggerakkannya melalui pengontrol pada aplikasi.

"Setelah pemetaan, Mas-Tion Cam akan bekerja secara otomatis setiap hari. MasTion Vity digunakan dengan mencelupkan sensor ke dalam sampel susu sebelum pemerahan. Tingkat akurasi Mas-Tion sangat tinggi, mencapai 96 persen untuk Mas-Tion Vity dan 98 persrn untuk Mas-Tion Cam," tuturnya.

Tim Vokasi IPB yang terdiri atas Rizal Hakim (Project Coordinator), Aditya Rieyza Munif (Technical Artisan), Dhiyaurrahman Hamizan Haikal Putra (Desainer dan Social Media Strategist), Dzaky Fahri Hadafi (Programmer), Ukasyah Muhammad Syafiq (Public Relation) itu berhasil lolos melewati tahap pendanaan hingga ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional dengan inovasi tersebut.

Menurut Badan Pusat Statistik, produksi susu nasional Indonesia hanya mencapai 837.223,20 ton, sedangkan kebutuhan susu nasional mencapai 4,5 juta ton. Artinya, Indonesia hanya mampu memenuhi 19 persen dari kebutuhan susu nasional, sementara 81 persen sisanya harus diimpor.

"Kami berharap dapat memperoleh dukungan dari berbagai pihak untuk pengembangan lebih lanjut, sehingga Mas-Tion dapat memberikan manfaat besar bagi industri peternakan sapi perah," kata Medhanita.

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024