Inflasi yang terjaga ini merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan pemerintah pusat dan daerah

Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) mengatakan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2024 menurun dan terjaga dalam kisaran sasaran 2,5 plus minus satu persen.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, inflasi IHK September 2024 tercatat deflasi sebesar 0,12 persen month to month (mtm), sehingga secara tahunan menurun menjadi 1,84 persen year on year (yoy) dari realisasi bulan sebelumnya sebesar 2,12 persen (yoy).

"Inflasi yang terjaga ini merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan pemerintah pusat dan daerah dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso di Jakarta, Rabu.

Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5 plus minus satu persen pada 2024 dan 2025.

Ramdan juga menuturkan inflasi inti tetap terjaga pada September 2024 yang tercatat sebesar 0,16 persen (mtm), lebih rendah dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,20 persen (mtm).

Realisasi inflasi inti tersebut disumbang terutama oleh komoditas kopi bubuk dan biaya akademi atau perguruan tinggi seiring dengan peningkatan harga komoditas kopi global dan dimulainya tahun ajaran baru perguruan tinggi, di tengah ekspektasi inflasi yang tetap terjangkar dalam sasaran.

Secara tahunan, inflasi inti September 2024 tercatat sebesar 2,09 persen (yoy), meningkat dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 2,02 persen (yoy).

Kelompok volatile food pada September 2024 mengalami deflasi sebesar 1,34 persen (mtm), lebih dalam dari deflasi bulan sebelumnya sebesar 1,24 persen (mtm). Deflasi kelompok volatile food disumbang terutama oleh komoditas cabai merah, cabai rawit, dan telur ayam ras.

Penurunan harga komoditas pangan tersebut didukung oleh peningkatan pasokan seiring dengan berlanjutnya musim panen komoditas hortikultura, serta tetap rendahnya harga input produksi untuk komoditas telur ayam ras.

Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 1,43 persen (yoy), menurun cukup dalam dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 3,04 persen (yoy).

Ke depan, inflasi volatile food diprakirakan tetap akan terkendali didukung oleh sinergi pengendalian inflasi TPIP dan TPID melalui GNPIP di berbagai daerah.

Selanjutnya, kelompok administered prices mengalami deflasi. Kelompok administered prices pada September 2024 mengalami deflasi sebesar 0,04 persen (mtm), menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,23 persen (mtm).

Deflasi kelompok administered prices disumbang terutama oleh komoditas bensin seiring dengan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi.

Secara tahunan, inflasi kelompok administered prices tercatat sebesar 1,40 persen (yoy), menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,68 persen (yoy).

Baca juga: Kemenko Ekonomi sebut tren deflasi bukan karena pelemahan daya beli
Baca juga: Menko Airlangga: Deflasi dampak dari kerja pemerintah tekan inflasi
Baca juga: Kemendagri minta pemda komitmen pahami perkembangan inflasi

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024